Defi (Wanita 32 tahun)
kiraindefiXXXX@gmail.com
Tinggi 160 cm, berat 45 kg
Jawaban
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendatipun virus ini menjalar dan hidup pada serabut saraf sensorik dan ganglion saraf regional, berdiam di sana dan bersifat laten, tapi bersifat rekuren (kambuhan). Pencetus infeksi rekuren adalah hal-hal sbb: menstruasi, trauma melalui coitus (hubungan seksual), seks oral, demam, gangguan pencernaan, stres emosi, kelelahan, alergi makanan dan obat-obatan.
Dengan demikian, saat herpes simpleks pasangan Anda 'tidak kambuh' amat berisiko bagi Anda melakukan seks-oral dengan dia, karena salah satu pemicu kekambuhan seperti tersebut di atas adalah seks oral.
Dianjurkan untuk Anda yang belum tertular herpes ini, melakukan imunisasi: Imunisasi pasif dengan injeksi gamma globulin dan interferon. Imunisasi aktif dengan vaksin lupidon H (pencegah HSV tipe 1 dan Vaksin Lupidon G (pencegah HSV tipe 2). Saat ini dipasarkan vaksinasi pencegah kanker mulut rahim (cerviks) yang berkhasiat pula mencegah herpes genitalis, dengan nama dagang 'gardasil'.
Dr. Andri Wanananda MS
Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI) serta pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.
(hrn/vit)











































