Kenali Neuroblastoma, Kanker yang Dialami Ashira si Balita Lucu

Kenali Neuroblastoma, Kanker yang Dialami Ashira si Balita Lucu

- detikHealth
Rabu, 12 Nov 2014 11:32 WIB
Kenali Neuroblastoma, Kanker yang Dialami Ashira si Balita Lucu
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Ashira Shalva lahir dengan keadaan fisik normal. Dia pun tumbuh sebagai balita yang pintar dan lucu menggemaskan. Namun neuroblastoma alias kanker saraf yang menyerang seolah merenggut keceriaan balita berusia dua tahun empat bulan ini. Bahkan karena penyakit ini, Ashira menghembuskan napas terakhirnya lebih cepat.

Apa sih neuroblastoma itu? Dijelaskan dr Endang Windiastuti SpA(K), neuroblastoma merupakan kanker yang diawali dengan adanya kelainan sel saraf. Kondisi ini bisa dialami bayi yang baru lahir, namun manifestasinya baru terlihat saat usianya sudah lebih tua, biasanya di usia 2-4 tahun.

"Masih belum dimengerti kenapa anak-anak ini yang harusnya normal menjadi tidak normal (selnya). Makanya kasus ini pada orang dewasa tidak ada," jelas dr Endang dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (12/11/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak seperti apa yang rentan terkena kanker ini? "Tidak tahu secara pasti sebabnya. Kemungkinan genetika ada, kemungkinan pengaruh radiasi, pengaruh zat kimia. Secara teori seperti itu. Tapi secara pasti belum ada sehingga kerentanannya juga sulit dikatakan," ucap dr Endang.

Pada saat lahir, kemungkinan sel yang mengalami tidaknormalan jumlahnya masih sedikit sehingga tidak mengganggu peredaran darah. Inilah penjelasan paling mungkin untuk menjawab pertanyaan mengapa anak dengan neuroblastoma tidak terdeteksi kelainannya pada saat lahir.

Neuroblastoma paling sering muncul dalam dan di sekitar kelenjar adrenal, yang memiliki asal-usul yang serupa dengan sel saraf dan berada di atas ginjal. Namun, neuroblastoma dapat juga berkembang di daerah-daerah lain seperti perut dan di dada atau leher dan panggul.

"Kalau larinya ke perut maka perutnya membesar. Kalau ke tulang, maka nyeri tulang sehingga anak nggak mau jalan karena sakit kalau jalan. Kalau larinya ke mata, matanya akan menonjol sebelah, juga perdarahan di bola mata," sambung dr Endang.

"80 Persen sumber primernya di dalam perut. Sisanya di sepanjang perjalan saraf, bisa mata, juga sepanjang tulang belakang yakni di saraf kiri dan kanan," imbuhnya.

Bila dapat terdeteksi pada stadium 2, pasien jenis kanker ini masih memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 80-95 persen. Namun bila ditemukan pada stadium 4, tingkat kelangsungan hidup diperkirakan turun menjadi kurang dari 40 persen.

(vit/up)

Berita Terkait