Kanker kelenjar getah bening dikenal juga sebagai limfoma, yakni kanker ganas yang berkaitan dengan sistem limfatik. Penyakit ini mempengaruhi sistem kekbalan tubuh.
Limfoma yang paling umum diketemukan adalah Limfoma Non-Hodgkin (LNH) dan limfoma Hodgkin. Limfoma Hodgkin dikarakterisasikan oleh kehadiran sel Reed-Sternberg. Para ahli menduga virus Epstein-Barr dan HIV bisa menyebabkan penyakit ini. Sedangkan LNH merupakan keganasan yang bisa menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel kelenjar getah bening secara tidak terkontrol. LNH lebih sering terjadi ketimbang penyakit Hodgkin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembesaran kelenjar getah bening itu ada yang jinak dan ada yang ganas. Yang ganas ada yang merupakan tumor kelenjar getah bening primer, limfoma malignum. Ada yang sifatnya anak sebar atau metastasis," jelas dr Denni Joko Purwanto, SpB (K) Onk dari RS Kanker Dharmais dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (14/11/2014).
Menurut dr Denni, kehadiran kanker kelenjar getah bening tidak selalu ditandai dengan adanya benjolan. Sebab munculnya benjolan di kelenjar pun tidak serta-merta cukup dinyatakan sebagai kanker. Kalaupun muncul benjolan, letaknya tergantung pada organ mana yang terkena.
"Anak sebarnya tergantung pada organ mana yang terkena. Kalau payudara, bisa jadi muncul benjolan di ketiak. Kalau di rahim, benjolan bisa di lipatan paha. Bisa jadi juga tumornya ini muncul di kandungan. Bisa di mana saja," tuturnya.
Penyebab kanker ini masih belum diketahui. Sehingga pencegahannya pun masih sulit dilakukan. Pengecualian pada infeksi HIV atau virus Epstein-Barr, yang mana diduga bisa menjadi penyebab munculnya penyakit ini.
"Beberapa virus memang ada di tubuh manusia. Misalnya saja HPV. Tapi tidak serta-merta menjadi penyakit kanker serviks, misalnya. Kalau tidak ada faktor genetika yang menjadi karsinogenik, maka tidak akan menjadi kanker. Untuk menjadi kanker itu sebenarnya sulit. Dan memang kalau virus hilang diharapkan faktor risikonya turun," ucap dr Denni mengomentari kemungkinan virus menjadi pemicu kanker kelenjar getah bening.
(vit/up)











































