"Dalam pengasuhan ada beberapa yang perlu diperhatikan orang tua. Misalnya soal profil anak sendiri, karena nggak semua anak sama, nggak semua anak butuh pendekatan yang sama," ujar psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (28/11/2014).
Gaya pengasuhan, sambungnya, disesuaikan dengan profil anak. Misalnya apakah anak punya gangguan perkembangan. Jika iya, maka tidak cocok jika seorang ibu menerapkan metode tiger mom yang galak dan super tegas, misalnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Usia 2-3 tahun mengembangkan konsep diri tentang keakuan yang belum utuh. Anak mulai mengeksplor lingkungannya. Kemudian usia 4-5 tahun mengembangkan eksplorasinya atau pendalaman. Di usia 6-12 tahun mulai berpikir bahwa prestasi dan teman itu penting. Makanya ada anak yang mulai naksir-naksiran," papar perempuan yang akrab disapa Vera ini.
Terkait profil kepribadian, ini diturunkan oleh ayah atau ibunya. Perlu dilihat profil kepribadian siapa yang lebih dominan. Ini menjadi pertimbangan untuk menentukan pola pengasuhan.
"Misal anak mirip dengan ibu dalam profil kepribadiannya. Nah bisa dilihat apakah ibu yang diasuh dengan pola yang diterapkan orang tuanya itu cocok. Kalau nggak cocok, sebaiknya gimana," tambah Vera.
Terkait tiger mom seperti Amy Chua, profesor hukum di Yale Law School, menurut Vera beberapa ibu menerapkannya. Namun menurutnya, dampaknya anak tidak selalu seperti yang diharapkan. Tiger mom akan sangat galak dan keras pada anaknya agar si anak selalu mendapat nilai terbaik. Tapi tidak selalu jaminan anak akan berprestasi.
"Dampaknya beda-beda, tergantung anaknya. Ada yang anaknya berhasil, tapi ada juga yang tidak. Ada itu anak cowok yang mamanya keras, tapi dia tidak setangguh yang diharapkan. Dalam mengasuh anak yang lebih penting lagi adalah tidak melibatkan mal treatment. Jangan sampai abuse secara fisik, emosional, sexual. Juga nggak neglect atau pengabaian. Misalnya anaknya harusnya begini, butuh abcd, tapi tidak diberikan. Misal anak punya gangguan perkembangan tapi nggak dapat terapi. Misal lainnya, anak nggak dikasih makan yang proper," tutur Vera.
(vit/up)











































