Berangkat dari pemikiran bahwa setelah melahirkan ibu sering melupakan waktu tenangnya hingga tak disadari mengalami depresi, organisasi dukungan kesehatan mental dan Smiling Mind pun menciptakan Mind the Bump, aplikasi untuk membantu ibu mengelola stres selama hamil dan merawat anak.
Aplikasi gratis berbasis klinis ini berfokus pada meditasi yang dianjurkan ibu dan pasangannya dari mulai masa kehamilan sampai si anak berusia 2 tahun. Dikatakan psikolog sekaligus brand ambassador Mind the Bump, Liv Downing, aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk bermeditasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari situs MindtheBump, Sabtu (29/11/2014), sesi meditasi dalam aplikasi tersebut terdiri dari beberapa judul, misalnya saja 'penerimaan' dan 'pengelolaan perubahan' yang tiap sesinya memakan waktu 3-10 menit. Dijelaskan CEO Beyondblue, Georgia Harman, saat memilih masing-masing judul nantinya akan ada panduan bagi ibu.
Tak hanya ibu, sesi meditasi juga bisa dilakukan oleh ayah. Nah, sesi meditasi pada aplikasi ini merujuk pada nasihat-nasihat atau panduan dalam bentuk audio dan visual yang diharap bisa mengurangi stres, memberi kejelasan, dan mengurangi risiko gangguan kesehatan jiwa seperti depresi dan kecemasan. Aplikasi ini pun bisa idunduh gratis di Google Play dan AppStore.
"Aplikasi ini bisa digunakan sejak awal kehamilan. Saya sudah mempraktikannya dan sangat membantu. Kita jadi tahu dan fokus pada hal-hal yang memang terjadi selama kehamilan dan setelahnya, bukan hanya omongan orang. Lalu, kita bisa menyerap infromasi dengan suasana yang lebih nyaman, di rumah misalnya dan kita bisa lebih dekat dengan anggota keluarga lain," papar Downing.
Ia menambahkan, hampir 10% wanita bisa mengalami depresi selama mengandung. Jumlahnya bisa bertambah menjadi 16% ketika ibu sudah melahirkan. Diutarakan Downing, beberapa tanda antenatal dan postnatal depression umumnya adalah merasa tidak bahagia, nafsu makan menurun, insomnia, rendah diri, kehilangan gairah seks, serta merasa ketakutan atau khawatir terhadap bayinya.
"Jika mengalami gejala seperti itu, segeralah minta bantuan pada psikolog atau tenaga medis terdekat. Bagi keluarga juga selain memberi dukungan, perhatikan jika ada perubahan fisik dan psikis selama ibu hamil atau pasca melahirkan," kata Downing.











































