Studi Sebut Orang Tua yang Beri Nama Unik Anaknya Cenderung Narsis

Studi Sebut Orang Tua yang Beri Nama Unik Anaknya Cenderung Narsis

- detikHealth
Kamis, 04 Des 2014 08:31 WIB
Studi Sebut Orang Tua yang Beri Nama Unik Anaknya Cenderung Narsis
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Dalam nama ada doa dan harapan. Itu makanya orang tua akan memberi nama dengan makna terbaik bagi anak-anaknya. Terkadang, nama yang diberikan orang tua terdengar unik dan tak biasa. Peneliti menyebut kebanyakan orang tua meyakini anaknya bakal lebih istimewa ketimbang anak lainnya jika punya nama yang unik. Orang tua seperti ini cenderung narsis.

Belakangan mungkin Anda menemukan banyak nama-nama bayi yang tidak biasa. Fenomena ini bisa saja muncul karena pengaruh selebriti yang memberi nama unik pada anaknya. Misalnya saja Kim Kardashian dan Kanye West yang menamai anak perempuannya North West. Atau Gwyneth Paltrow dan Chris Martin yang memberi nama anaknya seperti nama buah, Apple.

Dalam penelitian, peneliti menemukan banyak orang tua yang 'overvaluing' alias menilai secara berlebihan anak-anaknya. Agar anaknya tampak lebih istimewa daripada anak-anak lainnya, salah satu caranya adalah dengan menyematkan nama yang unik alias tidak biasa. Akademisi Belanda bahkan menyebut orang tua yang memberi nama unik pada anaknya cenderung sombong dan sok penting.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam penelitian yang melibatkan 1.700 orang tua asal Belanda dan Amerika digelar untuk mengetahui sejauh mana orang tua memiliki penilaian lebih pada kemampuan anak-anaknya. Mereka diminta untuk menjawab setuju atau tidak setuju atas beberapa pernyataan seperti: 'anak saya layak mendapat perlakuan khusus' dan 'anak saya adalah contoh yang bagi anak-anak lainnya'. Jawaban para orang tua itu lantas digunakan untuk membuat parental overvaluation scale (POS).

Dalam salah satu studi, orang tua juga ditanya tentang intelegensia anak-anaknya, yang kemudian jawaban orang tua tersebut dibandingkan dengan IQ anak yang sebenarnya. Orang tua 'overvaluing' meyakini anak-anaknya lebih pintar, meskipun jika dinilai dari IQ kepintaran anak tidak seperti yang diyakini orang tuanya.

Masih dalam studi, para peneliti menyampaikan informasi pada orang tua tentang kisah Neil Armstrong. Disampaikan pula informasi tentang cerita tidak nyata alias yang dibuat-buat. Apa yang terjadi? Eddie Brummelman dari University of Amsterdam mengatakan orang tua 'overvaluing' cenderung mengklaim anaknya sudah mengetahui aneka informasi itu, termasuk tema-tema yang sebenarnya tidak nyata.

Dari studi diketahui orang tua yang suka melebih-lebihkan kemampuan anaknya, orang tua juga kerap 'membual' tentang prestasi anaknya demi membuat orang lain terkesan. Kecenderungan lainnya, orang tua juga gemar memberikan pujian berlebihan pada anak-anaknya. Pujian memang baik diberikan kepada anak sebagai wujud penghargaan, namun jika diberikan secara berlebihan dikhawatirkan malah jadi bumerang. Sebab anak bisa jadi merasa tertekan. Demikian dikutip dari Daily Mail dan ditulis pada Kamis (4/12/2014).

Anak memang kebanggaan orang tua, namun beberapa orang tua menjadi terlalu bangga pada anaknya sehingga muncul 'orang tua narsis' yang meyakini anak-anaknya lebih superior dibanding orang lain. Fenomena ini muncul karena orang tua seringkali melihat anaknya sebagai bagian dari diri mereka sendiri. Jadi dengan mengagumi anaknya, menjadi cara tidak langsung untuk mengagumi diri sendiri.

Jika anak-anak dinilai berlebihan oleh orang tuanya apakah kemudian mereka akan menjadi sosok yang lebih istimewa dari anak lainnya? Belum tentu. "Kami menemukan bahwa anak yang overvalued tidak lebih pintar atau memiliki performa lebih baik daripada anak-anak lainnya," ucap Dr Brummelman.

(vit/up)

Berita Terkait