Terinfeksi HIV, Anak dan Orang Tua Sama-sama Rugi

HIV-AIDS Pada Ibu dan Anak

Terinfeksi HIV, Anak dan Orang Tua Sama-sama Rugi

- detikHealth
Selasa, 09 Des 2014 08:01 WIB
Terinfeksi HIV, Anak dan Orang Tua Sama-sama Rugi
Jakarta -

Human Imunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus berbahaya yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Jika anak terinfeksi HIV, efek negatif yang dirasakan bukan hanya dari soal kesehatan, namun juga masa depan.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan RI, dr Sigit Priohutomo, MPH, mengatakan bahwa anak merupakan 'investasi' orang tua. Jika terserang HIV, investasi tersebut pun akan gagal dan baik orang tua maupun anak akan mengalami kerugian.

"Investasi dalam artian orang tua kan mendidik dan membiayai anak untuk masa depannya ya. Katakanlah misalnya bayar uang sekolahnya segini, biaya yang lainnya segini, kalau tahu-tahu anak terkena HIV umur 20 tahun misalnya, investasi yang kemarin kan akan sia-sia," tutur dr Sigit dalam perbincangan dengan media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, seperti ditulis Selasa (9/12/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari segi ekonomis, tentunya hal ini sangat merugikan. Ditambahkan dr Sigit bahwa kerugian yang didapat bukan hanyan soal investasi yang gagal, namun juga pembiayaan berobat anak di masa depan. Bukan tak mungkin orang tua harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah demi sang anak.

Kerugian lainnya adalah dari segi produktivitas. Data yang dimiliki Kemenkes menunjukkan bahwa infeksi HIV tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, yakni umur 25-49 tahun dengan persentase 69 persen. Kelompok umur selanjutnya adalah dewasa muda dengan usia 20-24 tahun, dengan persentase 17,2 persen.

Sementara itu, persentase AIDS tertinggi ada di kelompok umur 30-39 tahun dengan persentase 42 persen. Diikuti dengan kelompor umur 20-29 tahun di angka 36,9 persen. Artinya, mereka yang terinfeksi pada HIV pada usia 20-an bisa menjadi tidak produktif dalam waktu 10 hingga 20 tahun.

"Yang kena AIDS usia 30 atau 40 tahun kan berarti kena HIV di usia 20 kan, nggak mungkin kan tiba-tiba langsung AIDS. Nah, yang usia 20-an sudah AIDS bagaimana? Berarti dia kenanya usia belasan. Ini yang harus kita cegah," ungkapnya lagi.

Memang diakui dr Sigit bahwa tidak ada orang tua manapun yang ingin anaknya terserang HIV. Begitu juga pada anak, tidak ada dari mereka yang akan dengan sengaja, 'ingin' tertular HIV. Ketidaktahuan dan lemahnya pengawasan orang tua diklaim sebagai faktor penyebab anak menjadi terinfeksi HIV

"Mereka itu kan tertular mungkin karena ketidaktahuan ya. Akhirnya terjerumus ke perilaku seks berisiko, penggunaan narkoba suntik dan sebagainya. Atau bisa juga karena lemahnya pengawasan yang dilakukan orang tua kepada lingkungan bermain anak," tandasnya.

(mrs/up)

Berita Terkait