Bayi tabung merupakan proses pembuahan dibantu dengan teknik rekayasa oleh manusia dengan cara menggabungkan sel telur dan sel sperma dalam suatu kultur yang dilakukan dalam laboratorium. dr Budi Wiweko, SpOG(K), dari Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) mengatakan saat proses pembuahan dilakukan dokter akan memilih sperma dan sel telur dengan kualitas yang baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada kasus perokok berat yang sebagian besar adalah laki-laki hampir sebagian besar spermanya dikatakan dr Budi banyak yang rusak. Sel sperma mengandung materi genetis dan kebiasan merokok dapat merusaknya sehingga sperma perokok tidak cocok membuahi sel telur dan sulit digunakan untuk bayi tabung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, dr Budi menyarankan pada pasien perokok yang ingin mengikuti program bayi tabung biasanya ia akan diminta berhenti merokok. Semakin lama pasien berhenti merokok efeknya pun akan semakin berbeda pada spermanya.
"Jadi berhenti merokok dan dibarengi dengan pemberian antioksidan selama 60 hari berturut-turut itu bisa memperbaiki kerusakan genetis sperma. Makanya kita biasanya tidak akan langsung gunakan untuk bayi tabung, harus kita perbaiki dulu tuh materi genetiknya," ujar dr Budi.
"Kalau rusak percuma, enggak akan hamil itu pasiennya," pungkasnya.
(up/up)











































