Studi yang dilakukan oleh peneliti dari The Harvard School of Public Health menemukan tingkat polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko autisme. Mereka mengambil kesimpulan tersebut setelah meneliti 1.767 anak yang 245 di antaranya mengidap autisme.
Dengan melihat estimasi paparan polusi selama kehamilan berdasarkan alamat rumah ibu, para ilmuwan menyimpulkan tingginya tingkat polusi lebih umum ditemukan pada anak-anak dengan autisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemimpin studi Marc Weisskopf mengatakan pemicu autisme lebih sering disebabkan faktor keturunan, namun berdasarkan penelitiannya ada kemungkinan polusi udara juga berperan.
"Bukti dasar bahwa paparan ibu terhadap polusi udara meningkatkan risiko gangguan autisme semakin kuat. Hal ini tidak hanya memberikan wawasan baru terkait asal-usul gangguan autisme tapi juga membuka pintu tentang kemungkinan langkah pencegahan yang dapat dilakukan," kata Weisskopf seperti dikutip dari BBC pada Jumat (19/12/2014).
Studi yang telah dipublikasi di Environmental Health Perspectives ini namun tidak dapat memberi kesimpulan tegas bahwa autisme disebabkan oleh polusi udara. Bukti paling kuat saat ini yang menghubungkan autisme dengan polusi adalah karbon, debu mineral, dan bahan kimia lainnya dapat masuk ke darah dan merusak tubuh.
Jika konsentrasi yang tinggi dari bahan-bahan tersebut dihirup oleh ibu hamil, maka bayi didalam kandungan juga dapat terekspos lewat tali pusat yang sebenarnya berfungsi mengirimkan nutrisi.
(vit/vit)











































