Prof Sheldon Cohen, profesor psikologi dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat, melakukan penelitian soal manfaat pelukan dan hubungannya terhadap pencegahan infeksi penyakit. Hasilnya menunjukkan bahwa ternyata ada kaitan erat antara frekuensi pelukan yang didapat seseorang dengan risiko tertular penyakit.
"Penelitian kami menemukan bahwa mereka yang lebih sering dipeluk memiliki level stres yang lebih rendah, sehingga risiko kemungkinan mereka terserang infeksi penyakit pun semakin kecil," tutur Prof Cohen, dilansir Daily Mail dan ditulis Minggu (21/12/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini dilakukan kepada 400 orang. Mereka ditanya soal frekuensi pelukan dalam satu hari serta kondisi terkini keluarganya. Setelah itu, mereka dimasukkan ke dalam ruang karangtina dan sengaja dipaparkan kepada virus influenza.
Hasilnya, mereka yang lebih sering dipeluk, mempunyai kondisi keluarga yang baik serta memiliki hubungan baik dengan rekan dan temannya lebih sulit terinfeksi virus. Sementara yang jarang dipeluk dan sedang dalam kondisi stres diketahui lebih mudah terinfeksi.
"Kita tahu bahwa dukungan dari rekan, sahabat dan keluarga sangat memabantu mengurangi risiko stres. Ternyata berpelukan merupakan cara termudah dan hemat biaya untuk melakukan hal tersebut," ungkapnya.
Dikatakan Prof Cohen bahwa berpelukan membuat seseorang merasa dilindungi dan disayangi. Hal ini memicu perasaan bahagia dan mengusir hormon-hormon jahat yang memicu stres.
(mrs/up)











































