Untuk menemukan kesimpulan tersebut, peneliti melibatkan 1.512 pria Amerika berumur 18-35 tahun. Penggunaan internet masing-masing partisipan dalam kurun tahun 2000-2004 dicatat, terutama durasi penggunaan internet mereka setiap minggunya.
Namun satu hal spesifik yang diamati peneliti, yaitu waktu yang dihabiskan partisipan untuk menonton video porno di internet. Kemudian barulah peneliti dapat mengukur korelasi antara kedua faktor tersebut dengan status partisipan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terungkap bahwa makin tinggi penggunaan internet seseorang, makin rendah kecenderungannya untuk menikah. Akan tetapi bila dikaitkan dengan konsumsi porno, maka kecenderungannya jadi lebih banyak yang tidak menikah," ungkap salah satu peneliti Dr Michael Malcolm dari University of West Chester, Pennsylvania.
Peneliti merasakan adanya pergeseran nilai pernikahan dalam temuan mereka. Sebab secara tradisional, salah satu alasan yang mendasari dua insan untuk membina rumah tangga adalah demi mendapatkan kepuasan seksual. Namun nilai ini bergeser semenjak munculnya 'alternatif' pemuas kebutuhan seksual yang bisa didapatkan secara mudah dan cuma-cuma seperti video porno dari internet.
"Bila kebutuhan biologis mereka sudah cukup terpuaskan dengan alternatif ini, maka keinginan untuk menikah jadi berkurang, terutama pada generasi muda," keluh Dr Malcolm seperti dikutip dari Medical Daily, Kamis (25/12/2014).
Lagipula pakar psikologi perkembangan dari Universitas Maranatha Bandung, Efnie Indriani, M.Psi., mengatakan, sering menonton film porno membuat seseorang tak tertarik lagi pada hubungan seks yang nyata. Karena ekspektasi mereka lebih tinggi dari orang kebanyakan, atau bukan penikmat porno.
"Menonton pornografi membuat stimulasi dopamin (neurotransmitter yang mengaktifkan pusat kesenangan di otak) terjadi secara terus-menerus. Akibatnya, otak kehilangan kemampuannya untuk merespons tingkat normal dopamin dan seorang yang sering melihat pornografi perlu pengalaman yang bersifat ekstrem untuk bisa membuatnya terangsang," katanya kepada detikHealth beberapa waktu lalu.
(lil/ajg)











































