Baru-baru tengah beredar di media sosial informasi tentang percobaan penculikan yang terjadi di Mall Emporium Pluit, Jakarta. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa seorang wanita yang diperkirakan berusia 25 tahun mencoba menculik seorang gadis cilik saat tengah di eskalator.
Belajar dari kasus ini, Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, berpesan bahwa tak cuma di tempat ramai seperti mal saja orang tua harus memberi perhatian lebih pada anak, tetapi juga di klinik bersalin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modus operandi kasus anak hilang dari tempat-tempat bersalin yang dicatat Komnas PA umumnya dilakukan si pelaku dengan cara mengaku sebagai tenaga medis di rumah bersalin tersebut, sehingga keluarga korban tidak curiga. Selain itu juga, umumnya para pelaku juga memahami aktivitas harian perawat seperti memandikan bayi.
"Modus seperti ini biasanya anak diculik bisa untuk adopsi ilegal, motif balas dendam, untuk minta tebusan, atau untuk dijual. Ini harus diwaspadai. Namun yang pasti, sindikat penculikan seperti ini tidak pernah berdiri sendiri. Pasti ada sindikatnya," ungkap Arist di Media Center Komnas PA, Jl TB Simatupang, Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Cara kerja para pelaku penculikan bayi tersebut biasanya dilakukan dengan memanfaatkan kelengahan dan kesibukan para petugas kesehatan di rumah bersalin lainnya, bisa juga dengan memanfaatkan lemahnya sistem keamanan rumah bersalin.
Oleh sebab itu, penting bagi orang tua dan keluarga untuk tetap memberikan perhatian ekstra saat berada di rumah bersalin. Sebisa mungkin selalu ada pihak keluarga yang menjaga bayi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
(ajg/up)











































