Vicky mengaku mulai berkenalan dengan cider atau minuman fermentasi apel yang beralkohol di usia remaja. Namun ternyata ini bukan sekadar coba-coba karena lima tahun kemudian, Vicky justru meminum cider setiap hari.
Beruntung ia mau berhenti ketika mengandung putra pertamanya, Jack walaupun hanya untuk sementara. Sebab setelah Jack lahir, Vicky nyatanya malah kecanduan alkohol. Dan sejak saat itu tidak ada yang bisa menghentikan kebiasaan Vicky, selain dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukannya kapok, Vicky justru melampiaskan kesedihannya dengan meminum alkohol lebih banyak. Kebetulan setelah itu Vicky bertemu suaminya yang sekarang, Steve. Tepatnya di tahun 2004. Steve mengaku tahu Vicky punya kebiasaan minum-minum, tapi ia tak tahu seberapa parah kondisi calon istrinya. Setelah tinggal serumah, barulah Steve memahami apa yang terjadi pada Vicky.
"Saya sama sekali tak tahu. Saya kira dia hanya social drinker seperti saya," ingat Steve. Namun Steve juga tak bisa mencegah kebiasaan buruk istrinya ini. Bahkan setahun kemudian, kebiasaan minum Vicky tercatat makin parah. Ia sanggup menghabiskan setengah botol vodka hanya untuk sarapan.
Hingga suatu ketika Vicky kolaps dan dokter memperingatkan bahwa kebiasaan minum-minum membuat ginjal dan hati Vicky mulai mengalami kerusakan. Tak mau mati muda, Vicky akhirnya taubat, dan Jack diperbolehkan kembali tinggal bersamanya.
Kebahagiaan keluarga kecil ini berlanjut dengan kehadiran buah hati Vicky dan Steve yang diberi nama Mia di tahun 2007. Untungnya, meskipun sang ibu mengalami kecanduan alkohol, bayi perempuan ini lahir dalam keadaan sehat.
Setelah setahun dinyatakan sembuh dari kecanduan alkohol, tahu-tahu Vicky justru kambuh lagi. Bahkan dalam sehari, Vicky mengonsumsi lima botol wine dan vodka. "Tubuhnya begitu membengkak hingga orang-orang terus bertanya apakah ia sedang hamil. Mata dan kulitnya juga menguning. Saya sangat khawatir," tutur Steve seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (2/1/2015).
Di tahun 2011, Vicky hampir saja meregang nyawa karena minum vodka setiap kali sarapan, ditambah dengan lima botol wine setiap hari. Saat itu ia pun dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis mengalami kegagalan organ hati dan gagal ginjal akut. Bagaimana tidak, terhitung tiap minggunya Vicky bisa menghabiskan minuman keras sebanyak 330 unit (3 unit=250 mililiter) atau 27,5 liter.
Setelah dua bulan dirawat di rumah sakit, ia akhirnya diperbolehkan pulang, meski harus mengenakan alat bantu untuk berjalan. Untuk kesekian kali, Vicky berhenti. Namun entah setan apa yang merasuki Vicky, di tahun 2013 ia melakukan kebodohan sekali lagi. Padahal dokter sudah mewanti-wanti bila tubuhnya sudah tak mampu lagi menahan efek buruk dari minuman beralkohol.
Ia masuk rumah sakit lagi di bulan Juli 2013, dan empat hari kemudian ia jatuh koma dan organ hatinya dinyatakan gagal berfungsi lagi. Hal ini disusul dengan kegagalan organ penting milik Vicky lainnya. Sesampainya di rumah sakit, Vicky tak lagi bisa mengenali suaminya, dan muntah darah.
"Jack bersikeras ingin bertemu ibunya, meski saya tak ingin anak-anak melihat kondisinya. Tak lama setelah itu, Vicky koma dan meninggal dunia akibat kegagalan organ hati," kata Steve. Vicky dinyatakan meninggal dunia bulan itu juga, dalam usia 38 tahun dan meninggalkan dua orang anak.
Steve sendiri mengaku Natal kali ini terasa kurang lengkap tanpa kehadiran sang istri. Namun ia tahu Vicky telah berjuang melawan kecanduannya selama 25 tahun meskipun hasilnya tidak sesuai harapan. Untuk mengkampanyekan bahaya minum minuman keras dalam porsi berlebihan dan kecanduan alkohol, perjuangan Vicky telah didokumentasikan dalam salah satu acara milik saluran BBC, Panorama.
(lil/up)











































