Ya, studi yang dilakukan oleh Newcastle University ini menemukan bahwa calon ayah lebih mungkin untuk memiliki anak laki-laki jika mereka memiliki lebih banyak saudara laki-laki. Sebaliknya, kondisi ini juga kemungkinan terjadi jika si calon ayah memiliki banyak saudara perempuan.
Hasil penelitian ini didapat setelah para peneliti melakukan pengamatan pada 927 keluarga di Amerika Utara dan Eropa. Meskipun demikian, kondisi ini rupanya tak ditemukan pada calon ibu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti dari Newcastle University, Dr Corry Gellatly, menyimpulkan bahwa kondisi ini merupakan bukti bahwa komponen genetik pada pria turut memengaruhi jenis kelamin anaknya kelak.
"Namun meskipun demikian, faktor ini hanya salah satunya saja. Masih ada beberapa faktor lain yang juga memengaruhi jenis kelamin bayi. Masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut," tutur Gellatly, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (3/1/2015).
Disebutkan oleh dr Frizar Irmansyah, SpOG, Ketua POGI Jaya (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Cabang Jakarta), bahwa salah satu hal yang juga memengaruhi jenis kelamin adalah waktu bercinta.
dr Frizar menjelaskan bahwa saat ovulasi (masa subur), sperma Y (pembawa unsur kelamin laki-laki) yang kecil dan lincah akan lebih cepat sampai dan membuahi sel telur, sedangkan sperma X lebih cepat mati. Karena itu, ketika suami istri berhubungan seksual tepat pada masa ovulasi, bayi yang dikandunga cenderung berjenis kelamin laki-laki.
Ovulasi atau masa subur wanita bisa dihitung 2 pekan atau 14 hari sebelum haid. Bila Anda menginginkan anak laki-laki, sebaiknya berhubungan badan 14 hari sebelum haid. Sedangkan jika ingin anak perempuan, hubungan seksual bisa dilakukan 14 plus minus 2 hari sebelum haid.
(ajg/up)











































