Kecanduan Narkoba pada Ibu Bisa Menurun ke Anak Sejak di Kandungan

Kecanduan Narkoba pada Ibu Bisa Menurun ke Anak Sejak di Kandungan

- detikHealth
Sabtu, 03 Jan 2015 14:39 WIB
Kecanduan Narkoba pada Ibu Bisa Menurun ke Anak Sejak di Kandungan
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Saat ibu hamil mengonsumsi makanan atau bahkan obat-obatan, kandungan kimia yang ada pada bahan tersebut dapat memengaruhi janin. Bila sang ibu kecanduan narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya), bukan tak mungkin anaknya yang lahir kelak juga akan mengalami ketergantungan obat.

Ahli saraf dan terapis okupasi dari Kanada, Kimberly Ann Barthel, BMR, OTR, mengatakan narkotik bekerja dalam tubuh dengan mengubah besar jumlah hormon. Karena hormon sebenarnya adalah sesuatu yang alami, maka otak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan mengolahnya.

Dalam perkembangan bayi di rahim, wanita yang akrab disapa Kim ini menjelaskan kandungan zat narkotik akan terbawa di dalam darah masuk ke bayi lewat tali pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Otak akan bicara 'saya tahu ini apa, saya bisa mengatasinya'. Nah otak bayi menerima bahan kimia itu dan menggunakannya. Bayi mendapat pengalaman yang sama seperti ibunya," ujar Kim saat memberikan kuliah umum di Gedung Vokasi, Universitas Indonesia (UI), Depok, Sabtu (3/1/2015).

Kim mengatakan bahwa saat kandungan narkotik misalnya kokain yang memberikan tambahan hormon dopamin digunakan bayi, otak bayi akan memberikan respons yang sama seperti orang dewasa. Akibatnya, si bayi pun sudah menjadi kecanduan di dalam kandungan.

"Jadi saat nanti bayi lahir terus suplai terputus tiba-tiba, otak bayi akan berpikir 'kemana perginya dopamin saya'. Otak akan memutus beberapa reseptor otak untuk beradaptasi dan gejala putus obat bisa muncul pada bayi," tambah Kim.

Kecanduan ini tidak terbatas hanya pada narkoba saja. Kim menjelaskan intinya semua hal yang bersifat adiksi dapat menimbulkan efek yang sama pada bayi dalam kandungan. Kecanduan alkohol adalah salah satu zat yang dikatakan oleh Kim berbahaya untuk bayi karena tidak dikenali oleh tubuh sehingga tidak bisa dibersihkan.

"Alkohol lebih berbahaya bagi otak bayi yang tengah berkembang daripada kokain, meth, heroin, atau narkotik yang lain. Zat-zat itu bisa dibersihkan oleh tubuh tapi tidak untuk alkohol. Dia tetap ada di tubuh dan membuat lubang di otak bayi," papar Kim.

(rdn/rdn)

Berita Terkait