Untuk membantu mengatasi reaksi stres yang berlebihan ahli saraf dan terapis okupasi dari Kanada, Kimberly Ann Barthel, BMR, OTR, punya beberapa saran. Saran pertama adalah dengan menggerakkan tubuh agar adrenalin dapat berkurang.
Reaksi stres saat menghadapi kesulitan sebenarnya adalah sesuatu yang dilakukan tubuh secara alami dan tidak hanya dilakukan manusia. Kimberly yang akrab disapa Kim mengatakan ambil contoh seperti hewan zebra saat ia dikejar singa. Saat lari tubuh Zebra akan mengalami reaksi stres dan menghasilkan adrenalin namun setelahnya zebra dapat menurunkan tingkat hormon stres dengan mengguncangkan badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu melakukan itu. Jadi lain kali Anda merasa tingkat adrenalin tinggi guncangkanlah badan dan itu dengan cepat mengurangi aliran adrenalin. Kami menyebut teknik ini self regulation (pengaturan diri -red)," imbuhnya.
Cara lain untuk meredakan stres dengan cepat adalah lewat berbicara dengan orang lain. Kim mengatakan hormon stres kortisol dapat dengan cepat dimatikan dengan hormon lain bernama oksitosin. Hormon oksitosin atau yang dikenal juga sebagai hormon cinta diproduksi tubuh saat seseorang bersosialisasi positif dengan orang lain.
"Penawar nomor satu untuk stres itu adalah oksitosin. Oksitosin bisa cepat diproduksi saat berhubungan dengan orang lain. Itu lah mengapa kemampuan menyembuhkan seorang psikolog setengahnya datang dari mendengarkan pasien. Pasien mendapat tambahan produksi oksitosin saat bercerita pada psikolog," papar Kim.
Kim mengatakan reaksi hormon oksitosin menurunkan stres adalah yang paling cepat dan sebenarnya lebih baik daripada hanya menggoyangkan badan.
(up/up)











































