Riset UNICEF tahun 2014 menunjukkan 55 juta warga Indonesia masih BAB (Buang Air Besar) sembarangan. Berbagai program telah dilakukan untuk mengatasinya, namun diakui pelaksanaannya tidak semudah yang dibayangkan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mencontohkan, sebagian warga di daerah Tangerang Banten masih ada yang BAB sembarangan. Padahal, daerah tersebut sudah tersentuh program Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).
"Mengubah perilaku itu nggak gampang, Mas. Biasanya buang air di kali, dipaksa di MCK ya gak metu iku (nggak keluar itu, -red)," kata Menteri Basuki, ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (8/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum adanya akses terhadap air minum dan bersih, serta fasilitas MCK yang layak, menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit. Kuman-kuman yang ada dalam kotoran manusia membuat air dan lingkungan terkontaminasi, dan mengganggu kesehatan.
Bicara soal target, Menteri Basuki menetapkan angka 100-0-100 yang harus dicapai pada 2019. Dijelaskan olehnya, 100 berarti 100 persen kebutuhan air minum terlayani. Angka 0 berarti nol atau bebas kawasan kumuh, sedangkan 100 yang kedua berarti akses sanitasi 100 persen.
"Ingat, 2019 harus sudah BAB di MCK," pesan Menteri Basuki.
(up/vit)











































