Consuela Matthews baru saja merayakan ulang tahun putrinya yang ke-11. Demi perayaan itu, ia mengajak sang putri untuk menghabiskan waktu di kolam indoor sebuah hotel di Monroeville, Pennsylvania bersama teman-temannya.
Consuela mengaku ia tiba di hotel pada hari Jumat dan menghabiskan waktu bersama putrinya, TaJah dan teman-temannya di kolam renang hotel sebanyak tiga kali. Masing-masing untuk bermain air atau berenang selama dua jam, sebelum akhirnya meninggalkan hotel di hari Minggu.
Suatu ketika salah satu teman putrinya sempat mengeluh ketiaknya iritasi, tapi karena ia tetap kembali ke kolam, Consuela tak begitu ambil pusing. "Saya juga sempat merasakan airnya membakar mata saya. Tapi saya tak pernah mengira ini karena kandungan bahan kimiawinya," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga akhirnya kelima anak gadis ini mendatangi University of Pittsburgh Medical Center, walaupun tidak secara bersamaan. Beberapa di antara mereka kemudian didiagnosis mengalami luka bakar derajat pertama. "Tapi dokter belum bisa memastikan apakah ini karena klorin dari kolam renang di pesta akhir pekan itu atau bukan," ungkap Consuela seperti dikutip dari ABC News, Kamis (15/1/2015).
Yang pasti, kelimanya diberi obat berupa krim untuk meredakan ruam di sekujur tubuh mereka.
Insiden ini mendorong kepolisian setempat untuk melakukan penyelidikan. Yang pertama diperiksa adalah pihak hotel tempat TaJah dan rekan-rekannya merayakan ulang tahun, yakni The Hampton Inn. Menurut direktur operasi hotel itu, Michael Gulotty, sekelompok anak lain juga mengeluh hal yang sama setelah bermain di kolam milik hotel di waktu yang sama.
Namun ia menampik bila kolam renang di hotelnya mengandung terlalu banyak klorin. Sebab pihaknya menyewa seorang operator kolam bersertifikat untuk memeriksa kadar klorin di kolam hotel sebanyak tiga kali sehari.
"Dari hasil tesnya juga terbukti kadar klorin di kolam tersebut hanya level 2 (skala 1-5). Kami tahu kalau klorinnya melebihi kadar yang diperbolehkan jika hasil tesnya menunjukkan lebih dari level 5," terangnya.
Namun Gulotty dibuat kaget ketika seorang petugas dari dinas kesehatan setempat datang dan memeriksa kadar klorin di kolam renang hotelnya setelah dilapori ada insiden yang dialami TaJah. Secara mengejutkan, kadar klorin yang terkandung di kolam renang hotel mencapai level 10.
Akhirnya karena desakan dari berbagai pihak, hotel tempat Gulotty bekerja pun menutup kolam itu untuk sementara. Menurut laporan CDC Amerika, di tahun 2012 saja dilaporkan terjadi 5.000 kunjungan ke ICU karena paparan bahan kimia kolam renang. Separuh kasus di antaranya dapat dicegah dan terjadi pada anak-anak maupun remaja.
Menanggapi insiden ini, Dr Kord Honda, direktur divisi dermatopatologi dari UH Case Medical Center, Cleveland mengaku belum pernah mendengar ada kasus luka bakar karena berenang di kolam yang terlalu banyak mengandung klorin. Namun bila ini memang benar terjadi, ia menduga gejalanya seperti kulit memerah, nyeri dan mulai mengelupas, seperti tangan yang terkena bleaching atau bahan kimia industri.
"Tapi ini sangat jarang terjadi," tutupnya.
(lil/vit)











































