Psikolog Naomi Soetikno M.Pd mengatakan biasanya anak usia TK, berada pada fase suka berdandan ala orang tuanya. Tak heran anak perempuan mengenakan sepatu kerja ibunya lalu mengatakan dirinya akan pergi bekerja seperti sang ibu.
"Tujuan meniru orang tuanya lebih dikarenakan upaya untuk belajar mengenali peran dari jenis kelaminnya," kata Naomi dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Senin (19/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkembangan seorang anak tidak lepas dari sistem lingkungan yang membentuknya. Pada anak-anak, unsur terkecil yang membentuknya tak lain adalah keluarga, sekolah, teman sebaya, dan lingkungan sekitar. Nah, agar anak memiliki contoh yang baik untuk ditiru maka orang tua dan lingkungan punya peran besar.
Nah, ketika anak sudah bertambah usianya, katakanlah di akhir masa SD, peniruan yang dilakukan tidak sekadar meniru orang tua tetapi juga meniru orang lain melalui media massa. "Tujuan dari peniruan ini merupakan upaya remaja untuk diakui keberadaannya sebagai seorang yang sudah beranjak 'dewasa' dibandingkan masa kanak-kanak", lanjut Naomi.
Upaya untuk membentuk identitas diri sebagai seorang remaja yang beranjak dewasa sebenarnya tidak harus dan tak selalu menggunakan make up atau aksesoris seperti orang dewasa. "Jika si remaja memiliki cukup rasa percaya diri maka mampu meregulasi dirinya dalam berperilaku di lingkungan sosial dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki dalam hal akademis atau prestasi keterampilan lainnya," tuturnya.
Pada remaja awal juga ada perkembangan seksual atau pubertas karena faktor hormonal, sehingga memengaruhi aspek emosi, perilaku, dan interaksi sosial. Remaja pada tahap ini memiliki perkembangan berpikir yang lebih maju, kemampuan analisis abstrak yang mendorongnya dengan persoalan-persoalan yang lebih kompleks pada lingkungan sekitarnya atau melalui media massa.
Minat remaja awal ini mulai pada aktivitas di luar rumah seperti keterampilan olah fisik dan kesenian serta sosialisasi. Sehingga pada fase ini remaja awal mudah sekali terpapar pengaruh-pengaruh dari lingkungan sekitar dan media massa, sehingga membuatnya meniru hal yang dianggapnya baik.
(vit/vit)











































