Diungkapkan Nadia Micali, dosen senior di Behavioural and Brain Sciences Unit, University College London, sejak tahun 2000 diperkirakan terdapat 27% laki-laki yang didiagnosis memiliki gangguan makan berupa anoreksia. Hal ini, kemungkinan besar disebabkan karena lelaki mulai peduli terhadap penampilan dirinya.
'Memang, data statistik untuk pengidap anoreksia jumlah wanitanya 10 kali lipat lebih besar dibandingkan pada pria. Namun, kami memprediksikan jumlah itu dapat meningkat pada masa mendatang," ucap Nadia, dikutip dari The Guardian, Selasa (20/1/2015).
Ia mengatakan bahwa penelitian tersebut berkonsentrasi pada seseorang yang mengalami gangguan makan berdasarkan sifat wanita secara umum. Untuk mendiagnosis anoreksia, seseorang akan diidentifikasi apakah mengalami kekhawatiran bertubuh gemuk berdasarkan standar ukuran berat badan yang diinginkan penyandang. Khususnya pada pria, akan diteliti pemakaian suplemen apakah melebihi dosis, kadar hormon, serta keinginan menahan rasa lapar yang berlebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat pertama kali datang ke dokter dengan keluhan palpitasi jantung dan suhu tubuh yang rendah, saya disarankan dokter untuk membeli alat pelompat yang baik dan mengurangi konsumsi kopi. Meski dokter yang menangani saya saat itu dokter yang baik, saya tetap menyangkal dan tidak percaya mengalami anoreksia sungguhan. Hal itu membuat saya lebih mengontrol lagi makanan yang saya konsumsi dan pada akhirnya membuat saya kehilangan berat badan," ucap Dave.
Menurut Nadia, secara spesifik penelitian ini tidak hanya berdasarkan faktor gender maupun geografi. Sebab, gangguan makan ini sekarang pun bisa dialami orang usia 15-30 tahun. Bahkan, gangguan ini dapat pula dialami mereka yang berusia lebih lanjut. Gangguan makan ini sering muncul tidak hanya karena karakter seseorang, tetapi juga pengaruh lingkungan.
"Kita harus melihat pengidap anoreksia ini dengan sudut pandang yang sama ketika melihat pasien bronkitis atau yang mengalami cedera. Belajar dari masa buruk saya saat itu, rasa malu dan khawatir akibat risiko anoreksia semestinya tidak perlu dimiliki karena yang terpenting ialah mendapatkan perawatan," tutup Dave.
(rdn/up)











































