Oyku Ay (39) yang memprakarsai pembuatan panti transgender mengatakan dirinya menginginkan ada panti khusus untuk membantu melindungi kaum transgender dari diskriminasi. Di Turki masih banyak dari para transgender sulit mencari pekerjaan dan seringnya berakhir di industri seks, seperti yang dialami oleh Ay.
"Saya ingin bekerja bersih-bersih, mereka bilang tidak bisa. Saya ingin memasak, mereka bilang tidak. Saya ingin menyapu jalan, lagi-lagi mereka bilang tidak bisa," kata Ay dikutip dari BBC pada Jumat (23/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam itu saya menangis. Semuanya berjalan lancar," ujar Ay mengingat malam acara fashion transgender yang berjalan pada 20 November 2014.
Para aktivis mengatakan di Turki transgender masih menjadi kelompok yang termarginalkan. Menurut studi yang dilakukan oleh organisasi nirlaba Transgender Europe, ada 37 kasus pembunuhan transgender yang terjadi antara tahun 2008 sampai 2014. Jumlah tersebut merupakan angka kasus tertinggi dari seluruh negara-negara Eropa.
Pemerintah Turki sendiri pada tahun 2014 telah merevisi undang-undang yang melarang kejahatan dan diskriminasi berdasarkan ras, agama, dan faktor-faktor lainnya. Akan tetapi undang-undang tersebut tidak menyebutkan orientasi seksual dan identitas gender di dalamnya.
(vit/vit)











































