Oleh karena itu pakar mengatakan bahwa operasi pengangkatan tumor bagi pasien kanker ovarium stadium lanjut memegang peranan penting dalam meningkatkan angka harapan hidup pasien. Jika operasi tak dilakukan sempurna, ada kemungkinan kanker akan kembali menyerang dalam waktu 3 tahun.
"Operasi pengangkatan tumor yang tak sempurna akan meninggalkan sejumlah kecil sel kanker di dalam tubuh. Akibatnya dalam 3 tahun, kanker bisa menyerang lagi," tutur Prof dr Andrijono, SpOG(K)Onk, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) dalam temu media di Double Tree Hotel, Cikini, Jakarta Pusat, seperti ditulis Minggu (25/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan menurut Prof Andrijono, kemoterapi sekalipun tak dapat menghilangkan 100 persen sel kanker yang ada di dalam tubuh. Kemoterapi dikatakannya hanya mampu menghilangkan 90 persen sel kanker yang ada.
"Kemoterapi maksimal 90 persen. Memang kan 6 kali harusnya, nah yang kedua kali itu menghilangkan 90 persen dari 10 persen yang tersisa tadi. Jadi nggak bisa benar-benar menghilangkan 100 persen," ungkapnya.
Dr Sven Mahner, Associate Professor for Gynecologic Oncology di University Medical Center Hamburg – Eppendorf, Jerman menegaskan bahwa operasi pengangkatan tumor memegang peran krusial. Jika operasi pengangkatan tumor berjalan dengan sempurna, maka kemungkinan pasien untuk bertahan hidup menjadi lebih panjang 2,5 hingga 5 tahun.
"Itu sebabnya saya merekomendasikan bagi pasien kanker ovarium untuk melakukan operasi di rumah sakit yang sudah terpercaya dan memiliki peralatan lengkap," tuturnya.
(mrs/up)











































