Langka, Pria Tiongkok Ini Bisa Sumbang Sel Puncanya untuk Bocah Inggris

Langka, Pria Tiongkok Ini Bisa Sumbang Sel Puncanya untuk Bocah Inggris

- detikHealth
Senin, 26 Jan 2015 20:05 WIB
Langka, Pria Tiongkok Ini Bisa Sumbang Sel Puncanya untuk Bocah Inggris
Shanghai -

Sungguh mulia akhlak pria bernama Jiang Yongfeng ini. Ia bersedia menyumbangkan sel puncanya untuk orang yang sama sekali tidak ia kenal. Tak hanya asing, si penerima donor juga tinggal ribuan kilometer jauhnya dari Yongfeng.

Awalnya pria yang bekerja sebagai sopir di Shanghai ini iseng mendaftarkan diri sebagai pemberi organ sel punca (stem cell) lewat kantornya. Namun tak berapa lama kemudian Yongfeng diberitahu ada seseorang yang cocok dan membutuhkan sel puncanya.

"Saya sangat terkejut karena ini begitu cepat, tapi di sisi lain saya juga gembira. Ini seperti sudah suratan takdir," ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Senin (26/1/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yongfeng semakin percaya bahwa keputusannya untuk mendonorkan sel punca sudah tepat setelah mengetahui bila penerima donornya adalah seorang anak berumur tujuh tahun. Anak ini berasal dari negeri yang jauh dari rumah Yongfeng, yakni Inggris.

Pasien yang membutuhkan transplantasi sel punca biasanya mengidap kanker atau penyakit autoimun lainnya. Agar bisa pulih, mereka harus mendapatkan donor yang memiliki gen nyaris identik. Dengan kata lain, setidaknya antara donor dan resipien mempunyai kesamaan etnis agar proses transplantasi berjalan sukses.

Tentu saja fakta ini menjadikan kasus Yongfeng tergolong unik. Sebab Yongfeng merupakan etnis Tionghoa, tentu berbeda dengan si anak yang keturunan Kaukasian.

"Kecocokan genetik antara orang asli Tionghoa dengan orang yang tinggal di luar perbatasan Tiongkok semacam ini sangatlah langka, apalagi yang tinggal di Eropa atau Amerika," terang Dr Zhang Yi, dari Chinese Red Cross cabang Shanghai, yang menerima donor sel punca dari Yongfeng.

Prosedur pengambilan sel punca yang dilakoni Yongfeng juga tak ribet. Ia bahkan mengaku tak merasakan sakit sama sekali. Bisa dibilang Yongfeng juga beruntung karena untuk prosedur ini, ia hanya perlu diambil sel puncanya lewat transfusi darah. Padahal sebagian pendonor biasanya harus diekstrak sumsum tulang belakangnya.

Ia pun terbang ke Beijing beberapa hari sebelum prosedur dilakukan. Sesampainya di rumah sakit, ia mendapatkan suntikan khusus yang konon dapat mengaktifkan sel-sel puncanya. Setelah itu barulah ia menjalani transfusi selama tiga jam lamanya.

Darah yang diambil dalam prosedur ini nantinya akan diekstrak sel puncanya untuk kemudian dikirimkan ke Inggris. Yongfeng mengaku tak masalah bila ia tak bisa bertemu dengan resipiennya. "Saya hanya ingin prosedur ini dilakukan secepat mungkin agar mereka bisa segera mengirim sel saya ke Inggris dan membantu bocah itu," tutupnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Yongfeng juga dilaporkan tidak mengalami efek samping negatif dari prosedur pengambilan sel punca tersebut.

Si pasien juga terbilang beruntung karena Yongfeng berkenan memberikan sampel selnya untuk donasi, sebab meskipun prosedurnya mudah dan bebas efek samping, tak banyak orang Tiongkok yang mau mendonorkan sel puncanya semacam ini.

Dr Yi menambahkan kendati populasi Tiongkok mendominasi 20 persen populasi dunia, namun hanya empat persen orang asli Tiongkok yang terdaftar sebagai pemberi donor sel punca.

(lil/vit)

Berita Terkait