Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh, MPPM menjelaskan bakteri Listeri monocytogenes merupakan bakteri gram-positif yang bergerak menggunakan flagella. Bakteri ini ditemukan di setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang.
Bahkan dari penelitian diketahui, 1-10 persen manusia mungkin memiliki bakteri ini di dalam ususnya. "Bakteri ini terdistribusi luas di lingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya seperti feses ternak," papar dr Subuh dan ditulis pada Jumat (30/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bakteri ini tidak membentuk spora dan sangat kuat terhadap panas, asam, serta garam. Tak cuma itu bakteri ini juga tahan terhadap dingin, bahkan masih bisa tumbuh di suhu 4 derajat Celsius. L. monocytogenes juga mampu membentuk biofilm, yakni lapisan lendir pada permukaan suatu benda.
Anna Rakhmawati, S.Si.,M.Si, staf pengajar dari FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta menyebut Listeria sudah lama dikenal, sehingga bukan merupakan bakteri jenis baru. Anna mengakui bakteri ini memiliki daya tahan yang baik, karena tahan terhadap aneka kondisi. "Bakteri pada umumnya mati di suhu 121 derajat Celcius dengan tekanan 1 atmosfer dalam 15 menit. Itu yang digunakan untuk mensterilkan. Tapi kalau makanan tentu tidak disterilkan seperti itu," paparnya.
Sementara itu biofilm merupakan kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di suatu permukaan dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Menurut Anna, jika dilihat dengan pembesar biofilm ini bentuknya matriks, seperti film. Kemampuan bakteri membentuk biofilm tidak hanya di permukaan makanan saja, tetapi juga bisa di AC, lensa kontak, juga di plastik dan di gigi. Plak gigi merupakan suatu biofilm yang bisa dilihat.
Baca juga: Kementan Nyatakan Apel Impor di Indonesia Masih Aman dari Bakteri Listeria
Apakah Listeria termasuk bakteri yang langka? "Kalau dikatakan langka tidak juga. Ini menjadi booming (banyak dibicarakan) di apel karena mungkin jumlahnya di apel itu sangat banyak. Pada dasaranya bakteri ada di mana-mana, karena mikroorganisme kan memang di mana-mana," terang perempuan berkerudung ini.
Dijelaskan Anna, bakteri Listeria tergolong bakteri yang butuh oksigen untuk hidup. Namun dalam kondisi tidak ada oksigen pun bakteri yang satu ini masih bisa bertahan. "Bakteri terdistribusi secara luas di alam, terutama di bahan-bahan organik. Kebetulan ini kemudian jadi perhatian karena melekat di yang kita konsumsi," ucap Anna.
(vit/vit)











































