Prof Soehartati Gondhowiarjo, PhD, Ketua Komisi Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) mengatakan bahwa informasi yang didapat soal kanker memang masih simpang siur. Salah satu yang paling sering didengar adalah kemoterapi mempunyai efek samping yang besar dan malah bisa membuat kanker menyebar ke seluruh tubuh.
Baca juga: Idap Tiga Jenis Kanker, Patrick Tak Menyerah Taklukkan Kutub Selatan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau alternatif kan iklannya tanpa efek samping. Tanpa efek samping belum tentu ada manfaatnya. Bisa jadi malah tanpa efek samping jadinya tanpa manfaat juga," tutur Prof Tati, dalam temu media di RSCM, Jl Pangeran Diponegoro, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2015).
Dijelaskan Prof Tati bahwa dalam ilmu kedokteran, pengobatan medis haruslah bersifat evidence based. Artinya, pengobatan ini sudah diujicoba dan diketahui memiliki manfaat dalam proses penyembuhan. Khusus kemoterapi, manfaat yang diterima pasien lebih besar daripada efek sampingnya.
Baca juga: Hanya Mengubah Gaya Hidup, Lebih Dari Empat Jenis Kanker Dapat Dicegah
"Memang kemoterapi bisa menyebabkan rambut botak, kulit menghitam. Tapi setelah itu pasti kembali seperti semula lagi," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr Angela Giselvania, SpOnk-Rad dari Departemen Radioterapi RSCM. Umumnya begitu pasien didiagnosis kanker, mereka akan langsung mencari pengobatan alternatif karena takut untuk dioperasi.
"Takut operasi itu paling umum. Apalagi ada mitos biopsi dapat membuat sel kanker menyebar ke seluruh tubuh, itu tidak benar. Biopsi kan hanya mengambil sampel jaringan untuk diteliti stadium kankernya," ungkapnya.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya penyebaran informasi yang benar dan tepat soal kanker. Caranya tentu saja dengan langsung berkonsultasi ke dokter ketika mengalami gejala awal atau bahkan sudah didiagnosis mengidap kanker.
(mrs/vit)











































