Mengingat anak-anak sedang dalam pertumbuhan, bisa dipastikan bahwa paparan asap rokok pada mereka bisa menimbulkan dampak yang amat berbahaya untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak.
Apalagi, jika si anak sendirilah yang menjadi perokok aktif, bukan lagi perokok aktif. Bisa dibayangkan dampak kesehatan seperti apa yang dialami si kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber pada Rabu (11/2/2015), berikut ini dampak kesehatan yang berisiko dialami anak ketika mereka terpapar asap rokok:
1. Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
|
Illustrasi: Thinkstock
|
U.S. Department of Health and Human Services juga menemukan bahwa bayi yang meninggal akibat SIDS yang berhubunagn dengan paparan asap rokok memiliki konsentrasi nikotin dan cotinine lebih tinggi pada paru-paru mereka, dibandingkan bayi yang meninggal karena SIDS yang berkaitan dengan penyebab selain paparan rokok.
2. Gangguan pernapasan
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Dari kasus tersebut, 7.500-15.000 anak harus dirawat di rumah sakit. Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health, bayi yang ibunya merokok 50% lebih berisiko dirawat di RS karena mengalami infeksi saluran pernapasan di tahun pertama kehidupan mereka.
Sementara, bayi yang ibunya merokok di ruangan yang sama 56% lebih mungkin mengidap gangguan pernapasan. Kemudian, risiko terjadinya gangguan saluran pernapasan 73% lebih tinggi jika ibu merokok sambil memegang bayi mereka dan risikonya meningkat menjadi 95% jika ibu merokok sambil menyusui bayinya.
3. Asma
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Pada anak yang sudah memiliki asma, serangan asma akan lebih sering dan parah, demikian dilaporkan U.S. Department of Health and Human Services dalam 'The Health Consequences of Involuntary Exposure to Tobacco Smoke: A Report of the Surgeon General. Children are Hurt by Secondhand Smoke'.
Baca juga: Foto Bayi Merokok Beredar, Terapis Berhenti Merokok Ingin Turun Tangan
4. Kesulitan belajar
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Lebih dari 21.900.000 anak diperkirakan berisiko mengalami keterlambatan membaca akibat paparan asap rokok. Tingginya tingkat paparan asap rokok juga terkait dengan kesulitan anak untuk belajar matematika dan visuospasial.
Bahkan, studi di jurnal Pediatrics berjudul 'Effect of maternal smoking during pregnancy on offspring's cognitive ability: empirical evidence for complete confounding in the US National Longitudinal Survey of Youth,' menemukan anak dari ibu yang merokok satu bungkus per hari selama kehamilan memiliki poin IQ 2,87 lebih rendah dibandingkan anak yang lahir dari ibu non perokok.
5. Infeksi telinga
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Terkadang, banyakan cairan di telinga anak mengharuskan mereka menjalani operasi pemasangan semacam tabung di telinga sebagai drainase untuk mengeluarkan cairan berlebih. Kelebihan cairan telinga yang berisiko menimbulkan infeksi dapat terjadi ketika telinga anak terpapar racun-racun yang terdapat pada rokok.
6. Gangguan perilaku
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Sementara itu, studi dalam British Journal of Psychiatry menemukan anak yang lahir dari ibu perokok dan terpapar asap rokok di awal-awal kehidupannya lebih mungkin mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan gangguan perilaku lainnya.
7. Kanker
|
Illustrasi: Thinkstock
|
Zat tersebut bisa menyebabkan kanker jika terhirup. Di jok mobil, pakaian, atau sofa, zat-zat dari asap rokok masih menempel dan tahan sampai berbulan-bulan. Maka, dapat dibayangkan ketika orang tua merokok lalu menggendong si anak, racun dari rokok bisa langsung terhisap oleh anak.
Sebuah studi dari Barkeley Lab menemukan sisa-sisa thirdhand smoke di ruang merokok selama 6 bulan berpotensi merusak DNA manusia. Bisa dipastikan, korban yang paling rentan adalah anak-anak, termasuk pula ketika pertumbuhannya terganggu. Pada ibu hamil pun pertumbuhan janin bisa terganggu akibat thirdhand smoke ini.
Halaman 2 dari 8











































