Di distrik Tarime daerah Mara, dekat dengan perbatasan Kenya, jumlah gadis yang melarikan diri meningkat hingga hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya dari 312 menjadi 634 orang seperti dikatakan lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat.
Baca juga: Lindungi Wanita, WHO Serukan 'Lawan' Tradisi Sunat dan Nikah Muda
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat terkejut ketika melihat darah mengucur dari kaki teman saya yang baru disunat. Saya tidak tahan, saya berpikir harus lari dari sini," kata Lesedi seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (11/2/2015).
Lesedi yang masih berusia 16 tahun mengaku dipaksa oleh sang nenek untuk mengikuti upacara ritual adat tersebut. Neneknya berasalan sunat dapat meningkatkan kehormatan keluarga di mata para tetangga.
"Awalnya saya tidak tahu akan seberapa sakitnya disunat itu sampai melihat teman yang wajahnya jelas menunjukkan kesakitan parah," lanjut Lesedi.
Saat ini Lesedi dan ribuan gadis remaja lainnya berada di pengungsian di desa Masanga yang bertekad untuk menghentikan sunat perempuan atau female genital mutilation (FGM). Pengungsian dijaga ketat oleh polisi yang mencegah gadis-gadis tersebut direbut kembali untuk disunat.
Sekitar 7,9 juta gadis remaja di Tanzania diperkirakan telah menjalani FGM. di Tarime sendiri para gadis biasanya akan disunat antara usia 12 sampai 17 tahun dengan menggunakan pisau yang tidak bersih.
Baca juga: Ini Komplikasi yang Terjadi Akibat Sunat pada Perempuan
(vit/vit)











































