Soal Penarikan Obat, IDI Harap Semua Terbuka dan Bertanggung Jawab

Obat Anestesi Bermasalah

Soal Penarikan Obat, IDI Harap Semua Terbuka dan Bertanggung Jawab

- detikHealth
Selasa, 17 Feb 2015 18:35 WIB
Soal Penarikan Obat, IDI Harap Semua Terbuka dan Bertanggung Jawab
Illustrasi: Thinkstock
Jakarta -

Obat Buvanest Spinal yang biasa digunakan sebagai obat bius ramai diperbincangkan setelah diduga ada isi obat yang tertukar dengan bahan lain. Menanggapi hal tersebut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berharap semua pihak terbuka dan bertanggung jawab.

Di RS Siloam Karawaci pihak rumah sakit telah mengkonfirmasi ada dua pasien meninggal terkait kasus Buvanest. Sekretaris Jenderal IDI dr Daeng Muhammad Faqih, MH, berkomentar bahwa perlu ada evaluasi dari kejadian ini.

"Jadi kalau di undang-undang masalah kesehatan, praktik kedokteran, maupun rumah sakit, tujuan pelayanan kesehatan itu salah satunya yang penting adalah pasien safety. Kalau sampai ada yang meninggal, concern keselamatan pasien ini harus jadi perhatian bersama," ujar dr Daeng ketika dihubungi detikHealth pada Selasa (17/2/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Obat Anestesi yang Ditarik Setelah 2 Pasien Meninggal Diduga Tertukar Isinya

Diharapkan seluruh pihak terkait bertanggung jawab. Produsen obat, rumah sakit, profesi, dan pemerintah adalah pihak yang dikatakan dr Daeng memiliki andil dalam masalah obat anestesi yang diduga isinya tertukar.

"Terutama pemerintah sebagai penegak regulasi perlu mengevaluasi. Apakah regulasi tentang pengawasan obat dan pelayanan rumah sakit itu sudah dijalankan dengan baik atau tidak? Kalau iya berarti perlu langkah lebih ekstrem lagi yaitu evaluasi apakah regulasi yang ada tidak cukup untuk mengawasi," papar dr Daeng.

Regulasi kontrol obat mulai dari diproduksi di pabrik, disiapkan, sampai pelayanan di rumah sakit perlu dikaji ulang. dr Daeng mengatakan jangan sampai kejadian serupa terulang hanya karena mengatasi di hulunya saja tanpa menyelesaikan masalah di hilir.

"Open-lah clear seperti apa masalah ini sebenarnya," tutup dr Daeng mendorong seluruh pihak berterus terang agar evaluasi berjalan lancar.

Baca juga: 2 Pasien RS Siloam Meninggal, DPR akan Minta Penjelasan Kemenkes dan Kalbe

Kalbe Farma sebelumnya telah menyampaikan penjelasan kepada Otoritas Jasa Keuangan bahwa pihaknya melakukan penarikan dua produknya yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch 629668 dan 630025. Penarikan sukarela dilakukan pada 12 Februari 2015.

Kalbe pun telah memulai penelaahan lebih lanjut yang hingga kini masih berlangsung, juga berkoordinasi dengan instansi pemerintahan terkait. Langkah ini sebagai komitmen untuk bertanggung jawab atas segala produk dan layanannya.

"Perseroan melakukan hal ini sebagai prosedur pengendalian mutu dan tanggung jawab preventif agar konsumen terlindungi secara maksimal," tulis Vidjongtius, Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk dalam suratnya kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(vit/vit)

Berita Terkait