Siapa Sangka, Remaja Putri 14 Tahun Ini Dulunya Adalah Bocah Laki-laki

True Story

Siapa Sangka, Remaja Putri 14 Tahun Ini Dulunya Adalah Bocah Laki-laki

- detikHealth
Kamis, 26 Feb 2015 11:30 WIB
Siapa Sangka, Remaja Putri 14 Tahun Ini Dulunya Adalah Bocah Laki-laki
Jazz Jennings (PA Real Life)
Florida -

Dengan rambut panjang digerai dan bibir yang dipoles lipstik, sekilas Jazz Jennings tampak seperti remaja putri lainnya. Namun, siapa sangka jika remaja putri yang kini berusia 14 tahun tersebut dulunya adalah seorang bocah laki-laki.

Ya, di usia tiga tahun, Jazz didiagnosis mengalami gender identity disorder setelah mengikuti beberapa tes dan konseling. Setelah itulah, ia memutuskan untuk menjadi seorang anak perempuan. Di masa kecilnya, Jazz mengaku sangat suka dengan hal-hal yang feminin.

"Saya suka memainkan boneka kakak perempuan saya, memakai rok, dan saat ibu bilang saya adalah anak lelakinya yang baik, sontak saya katakan saya adalah anak perempuan ibu yang baik. Bahkan saat berusia 2 tahun saya bertanya pada ibu kapan peri akan datang dan mengambil penis saya," kisah Jazz.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat perilaku putrinya, Jeantte Jenning dan suaminya, Greg membawa Jazz ke dokter anak dan saat itulah ia didiagnosis dengan gender identity disorder. Saat berubah menjadi anak perempuan di usia 5 tahun, Jazz sempat mengalami bullying di sekolah. Sebab, teman-temannya bingung mengapa ia memanjangkan rambut, menggunakan rok dan berdandan ala anak perempuan.

Baca juga: Kisah Para Transgender di Australia: Dibully Sampai Ingin Bunuh Diri

"Saya bahkan tidak boleh ke toilet perempuan atau laki-laki. Saya terus dicibir, saat makan siang tidak ada anak laki atau perempuan yang mau makan satu meja dengan saya. Hingga saya berusia 10 tahun, sekolah tahu saya adalah transgender," papar Jazz, dikutip dari Mirror, Kamis (26/2/2015).

Di usia 11 tahun, Jazz diberi resep penghambat hormon karena ia khawatir akan mengalami masa pubertas laki-laki. Di mana akan tumbuh rambut di tubuhnya disertai jakun dan suaranya yang berubah jadi lebih berat. Rencananya, setelah berusia 18 tahun Jazz baru akan melakukan terapi untuk menjadikan dia sebagai wanita seutuhnya, salah satunya dengan menjalani operasi kelamin.

"Kini saya senang bisa mencoba beragam gaya rambut, berbelanja rok dengan ibu dan kakak perempuan saya, ya seperti anak perempuan pada umumnya. Meskipun di awal perubahan saya, ayah dan beberapa anggota keluarga sulit untuk menerima hal ini, tapi itu semua bisa mereka terima secara perlahan," imbuh Jazz.

Baca juga: Hentikan Diskriminasi, Turki Resmikan Panti Transgender Pertama

Kini, Jazz bergabung dengan TransKids Purple Rainbow Foundation dan menulis buku 'I Am Jazz' yang berisi kisahnya mengalami gender identity disorder. Ia juga kerap diminta membagikan kisahnya di sekolah, rumah sakit, bahkan universitas. Jazz hanya berharap pengalamannya bisa membuat orang lain tidak takut untuk berubah.

"Saya ingin menunjukkan pada orang-orang mereka tidak perlu takut untuk menjadi berbeda. Saya juga berharap tidak ada lagi diskriminasi pada remaja transgender," pungkas Jazz.

(rdn/vit)

Berita Terkait