Alasan mengapa Theo tak bisa menangis seperti layaknya bayi-bayi lain setelah dilahirkan adalah karena ia mengalami henti jantung selama 8 menit lamanya. Tubuh dan kulit Theo saat itu bahkan sudah tampak membiru.
Menyadari ada yang tak beres dengan kondisi pasiennya setelah dilahirkan, dokter dan tim medis kemudian bergegaskan melakukan prosedur resusitasi untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan otak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bayi Prematur Ini Lahir dengan Kantong Ketuban Masih Utuh
Dokter terus mengupayakan untuk bisa menghidupkan kembali jantung Theo. Sesaat setelah jantung Theo mulai berdetak, ia pun dipindahkan ke ruang perawatan intensif. Setelah membaik dan diperbolehkan pulang, Theo tetap masih berada dalam pengawasan dokter dan harus rutin kontrol karena dokter belum mengetahui apa yang menjadi penyebab melemahnya jantung Theo.
"Dia bahkan kejang di malam pertamanya di rumah. Dia begitu rapuh, bahkan ketika saya membawanya pulang ia masih harus dipasangkan beberapa selang medis di tubuhnya sehingga saya harus berhati-hati. Ini membuat saya frustasi dan khawatir," imbuhnya.
Kini Theo sudah berusia 5 bulan dan dinyatakan sehat. Pertumbuhan dan perkembangannya pun luar biasa. Menurut orang tua Theo, bayinya kini dapat bertahan hidup berkat peralatan dan tim medis di Norfolk and Norwich University Hospital (NNUH). Kini Cherry dan Adam tengah melakukan penggalangan dana untuk membeli inkubator serupa. Dengan harapan, alat ini bisa membantu bayi-bayi lain seperti Theo.
"Kami mengumpulkan dana untuk Neonatal Intensive Care Unit di NNUH, sebagai tanda terima kasih kami kepada pekerjaan luar biasa mereka pada anak kami, Theo," tulis Adam di situs penggalangan dana www.justgiving.com, seperti dikutip pada Senin (2/3/2015).
Baca juga: Pesan Ortu Pasien Caroli Disease: Jangan Remehkan Kuning pada Bayi
(ajg/up)











































