Ibu kota dari Liberia, Monrovia, beberapa bulan lalu menjadi lokasi jantung utama epidemi yang menewaskan sekitar 10 ribu orang di Afrika Barat. Perlahan tapi pasti kasus mulai berkurang sampai akhirnya pemerintah melaporkan dalam 13 hari terakhir tidak ada lagi kasus baru. Namun demikian menurut standar internasional yang berlaku suatu negara bisa dinyatakan benar-benar bebas jika tidak ada kasus baru dalam waktu 42 hari.
Mengenakan kaus berwarna oranye, Beatrice Yardolo dengan gembira melangkah keluar dari pusat penanganan Ebola milik pemerintah Tiongkok. Ia adalah pasien Ebola terakhir di negaranya yang dinyatakan sembuh.
"Saya sangat berterima kasih kepada pusat penanganan Tiongkok dan Tuhan Yang Maha Kuasa karena membuat saya hidup sampai hari ini. Saya awalnya tidak tahu kalau saya dapat bertahan," ujar Yardolo seperti dikutip dari Reuters pada Senin (9/3/2015).
Tiga anak Yardolo meninggal akibat Ebola. Keluarganya menduga salah satu anak yang bekerja sebagai dokter gigi adalah yang pertama terinfeksi dikarenakan Ebola menyebar lewat cairan tubuh seperti liur dan darah.
"Ini membuat saya sangat senang. Saya merasa seperti negara kami akhirnya sampai pada masa akhir dari suatu periode yang sangat buruk," imbuh Yardolo.
Kepala pengendalian Ebola di Liberia, Tolbert Nyenswah, mengatakan meski pasien terakhir sudah dipulangkan namun masih ada 100 orang berisiko yang masih diawasi.
(fds/vta)











































