.webp)
Seorang anak biasanya sudah mulai belajar bicara di usia 8 bulan, meskipun yang bisa ia ucapkan hanya sepatah-dua patah kata saja. Kalaupun tertunda, mungkin tak selambat bocah asal Inggris ini. Karena sakit otak langka, bocah ini baru bisa bicara di usia 7 tahun.
Suatu malam, Reama (40) mengantarkan putranya tidur. Saat itulah tiba-tiba si anak yang bernama Tait Sherman itu memeluknya dan membisikkan sesuatu. Ia mengatakan 'i love you' (aku mencintaimu) kepada sang ibu. Mendengar hal ini, reaksi Reama begitu berbeda dari ibu kebanyakan.
Ia menangis gembira dan terharu, sebab ini adalah untuk pertama kalinya Tait bisa mengucapkan sesuatu. Waktu itu umur Tait memasuki tujuh tahun. "Itu adalah momen yang paling mengesankan. Kami biasanya hanya menggunakan isyarat, tapi hari itu ia berhasil mengatakan sesuatu. Jantung saya serasa berhenti berdetak," ungkap Reama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang Tait tidak mengucapkan 'i love you' dengan jelas, melainkan 'uv you'. Namun bagi Reama, hal itu sungguh suatu kemajuan yang luar biasa. Sebab sejak kecil, putra bungsunya itu hidup dalam kesunyian. Ia tak bisa bicara karena suatu kondisi langka yang terjadi pada otaknya, meskipun ia tumbuh besar seperti anak-anak seusianya. Hanya orang-orang terdekatnya saja yang tahu apa yang ia bicarakan.
Hingga akhirnya di usia tiga tahun, Tait dirujuk ke pusat terapi bicara milik National Health Services (NHS). Namun tim dokter baru bisa mendiagnosis kondisi Tait 18 bulan kemudian.
"Awalnya ia dikatakan mengidap 'oral dyspraxia', di mana seorang anak kesulitan mengelola tubuhnya agar dapat menghasilkan kata-kata yang jelas. Tapi sesaat setelah Tait menjalani MRI scan, barulah diagnosis itu didapatkan," ungkap Reama.
Tait dikatakan mengidap Bilateral Perisylvain Polymicrogyria. Kondisi ini menyerang bagian otak yang berfungsi mengatur kemampuan berbahasa dan berbicara pada diri seseorang. Dengan kata lain, Tait tahu apa yang ingin ia katakan namun bibirnya kelu dan tak dapat mengeluarkan suara.
Masalah lain muncul saat Reama dan suaminya, Richard (48) harus mencarikan sekolah untuk Tait. Sebagian besar sekolah mainstream di Inggris memiliki spesialis gangguan bicara, namun tak ada yang bisa memahami bahasa isyarat. Beruntung Reama kemudian bertemu dengan sebuah yayasan bernama I Can, yang mengarahkan Reama ke sebuah sekolah khusus di Ottershaw, Surrey, kira-kira 48 kilometer jauhnya dari rumah Tait di Oxford.
"Ia baru bisa masuk di usia enam tahun, dan baru beberapa saat dididik di sana, kemajuan langsung terlihat pada diri Tait," kata Reama. Di sekolah bernama The Heath School itu, Tait diajari teknik-teknik tertentu agar mulutnya dapat mengeluarkan suara, yaitu dengan menggerakkan bibir dan mulutnya ke dalam bentuk tertentu. Tiap kelas juga didampingi terapis bicara.
Para guru juga banyak menggunakan sarana visual untuk memberikan terapi, yaitu dengan gambar, simbol, rambu-rambu sehingga kata-kata yang mereka pelajari menjadi 'hidup' dan anak-anak mengingatnya lebih lama.
Uniknya, Tait bisa belajar mengucapkan 'i love you' setelah membaca buku anak-anak terlaris di Inggris 'Guess How Much I Love You', yang memperlihatkan interaksi penuh kasih sayang antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya. "Siapa sangka, buku yang begitu dicintai itu bisa mendorong Tait mengatakan hal yang membuat saya terharu," kenang Reama.
Kini usia Tait sudah menginjak 10 tahun. Dalam tiga tahun, Tait sudah bisa berbicara dalam bentuk kalimat, walaupun pilihan katanya masih berantakan. "Setidaknya kami sudah bisa memahaminya, dan kemauannya kuat untuk terus belajar," tutupnya seperti dikutip dari Mirror, Jumat (27/3/2015).
Baca juga: Ini 4 Cara Mudah Bantu Balita Anda Belajar Bicara
(lil/vta)
