Beda Hasil Cek Tekanan Darah di Rumah dan Rumah Sakit? Ini Sebabnya

Beda Hasil Cek Tekanan Darah di Rumah dan Rumah Sakit? Ini Sebabnya

- detikHealth
Rabu, 01 Apr 2015 07:09 WIB
Beda Hasil Cek Tekanan Darah di Rumah dan Rumah Sakit? Ini Sebabnya
ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Pernahkah Anda mendapatkan tekanan darah yang berbeda ketika melakukan cek tekanan darah di rumah dan rumah sakit? Jangan takut, dokter bilang hal ini lumrah dialami pasien.

dr Siska S Danny, SpJP, FIHA, dari RS Jantung Harapan Kita mengatakan bahwa perbedaan hasil cek tekanan darah di rumah dan rumah sakit memang bisa saja berbeda. Ada yang tekanan darahnya tinggi ketika dicek di rumah sakit, namun rendah di rumah, namun ada juga yang sebaliknya.

Menurut dr Siska, hal ini bisa terjadi karena adanya White Coat Effect. White Coat Effect adalah istilah yang digunakan bagi pasien yang mengalami fluktuasi tekanan darah, yakni normal ketika dicek di rumah namun mendadak tinggi ketika dicek di dokter atau rumah sakit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ingat, Pemeriksaan Tensi Mandiri Tak Bisa Jadi Acuan Hentikan Pengobatan

"Jadi kalau di cek di rumah sakit itu lebih tinggi, sekitar 20 sampai 30 persen daripada ketika dicek di rumah. Ini bisa terjadi, namanya white coat effect," tutur dr Siska dalam temu media Omron Healthcare, di Hotel Le Meridien, Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Rabu (1/4/2015).

dr Siska mengatakan bahwa belum jelas apa penyebab terjadinya white coat effect ini. Kemungkinan besar, pasien mengalami stres ringan atau perasaan tegang ketika akan diperiksa oleh dokter, yang akhirnya menyebabkan tekanan darahnya naik.

Kondisi sebaliknya terjadi pada pasien dengan masked hypertension. Pada pasien dengan kondisi ini, tekanan darah pasien akan cenderung tinggi ketika diukur di rumah, namun normal ketika diukur oleh dokter di rumah sakit.

"Kita udah cek, jantungnya membesar, ginjalnya bermasalah, hanya saja tekanan darahnya normal ketika diperiksa dokter. Tapi di rumah, tekanan darahnya tinggi. Nah ini kebalikan dari white coat effect tadi, namanya masked hypertension," ungkap dr Siska lagi.

Terkait dua kondisi ini, dr Siska menyarankan agar pasien melakukan konsultasi dengan dokter. Hal ini dilakukan agar pasien tak langsung mengambil kesimpulan dan dapat berakibat pada hipertensi yang tak terdeteksi. Jika hal itu terjadi, komplikasi seperti yang lebih berat pun bisa menyerang pasien.

"Penting juga untuk selalu melakukan cek kalibrasi alat tensinya. Alat tensi itu harus dicek kalibrasinya setiap 6 bulan sekali, agar hasil tensinya tepat," ungkap Ferri Halomoan dari Omron Healthcare Indonesia.

Baca juga: Karena Grogi, Badan Sehat Bisa Salah Diagnosis Jadi Hipertensi


(rsm/vta)

Berita Terkait