Seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber pada Kamis (2/4/2015), berikut daftar bahaya yang ditimbulkan oleh paparan polusi udara terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan:
1. Ganggu perkembangan otak anak
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
2. Tingkatkan risiko autisme
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Dengan melihat estimasi paparan polusi selama kehamilan berdasarkan alamat rumah ibu, para ilmuwan menyimpulkan tingginya tingkat polusi lebih umum ditemukan pada anak-anak dengan autisme.
Dari pengamatan, peneliti juga menemukan bahwa tidak ada hubungan antara autisme dan polusi sebelum kehamilan, masa awal kehamilan, dan setelah anak lahir. Akan tetapi ekspos polusi yang tinggi pada tiga bulan terakhir kehamilan menunjukkan adanya peningkatan risiko autisme hingga dua kali lipat.
3. Kulit jadi kasar dan kusam
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Ketika terhirup, zat hidrokarbon yang ada di dalam asap knalpot dapat menimbulkan masalah kulit. Mulai dari jerawat hingga perubahan warna kulit wajah. Demikian pula debu yang ketika terhirup dapat menimbulkan alergi pada mata, hidung dan kulit.
Tingginya polusi udara membuat lapisan ozon bumi semakin menipis, mengurangi perlindungan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Polusi udara juga meningkatkan jumlah radikal bebas yang merenggut oksigen dari sel-sel kulit. Apalagi seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk melawan radikal bebas semakin berkurang.
Kombinasi radikal bebas dan radiasi sinar ultraviolet ini membuat produksi kolagen kulit wajah menurun. Kulit wajah jadi kehilangan elastisitasnya. Tekstur kulit wajah berubah jadi kasar, kusam dan mulai muncul kerutan.
4. Risiko ketidaksuburan pada wanita
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
Para peneliti menyebutkan pentingnya para dokter memeriksa kemungkinan pasiennya terpapar bahan kimia atau polusi udara dalam aktivitasnya sehari-hari. Ini dapat membantu meminimalisasi masalah kesehatan dan menentukan rencana pengobatan yang lebih baik, terutama pada pasien yang sedang melakukan program kehamilan.
5. Radang usus buntu
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
"Temuan ini berarti peningkatan risikonya signifikan tapi tak terlalu menonjol. Besarnya efek sendiri menunjukkan bahwa polusi udara bukanlah satu-satunya faktor, meski mungkin ini adalah salah satu penyebabnya," tandas peneliti Dr. Gilaad Kaplan, seorang pakar gastroenterologi dari University of Calgary.
6. Gangguan ginjal
|
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
|
GFR sendiri merupakan salah satu indikator seberapa baik kinerja ginjal seseorang dan rendahnya skor GFR memperlihatkan gangguan ginjal.
Halaman 2 dari 7











































