Tak Hanya Gara-gara Gaya Hidup, Kanker pun Bisa Karena Keturunan

Tak Hanya Gara-gara Gaya Hidup, Kanker pun Bisa Karena Keturunan

- detikHealth
Kamis, 09 Apr 2015 11:00 WIB
Tak Hanya Gara-gara Gaya Hidup, Kanker pun Bisa Karena Keturunan
Jakarta - Keputusan yang diambil aktris Hollywood kenamaan, Angelina Jolie untuk mengangkat kedua payudara dan juga ovariumnya menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun ia meyakini bahwa ini adalah tindakan yang tepat mengingat riwayat kanker mengalir dari ibu, bibi dan neneknya.
 
Noralane M Lindor, MD dari Mayo Clinic mengungkapkan memiliki orang tua atau saudara kandung dengan kanker meningkatkan risiko seseorang untuk terserang penyakit yang sama hingga dua kali lipat.
 
"Meski 5-10 persen kasus saja yang ada kaitannya dengan faktor keturunan, tapi ini tak dapat diremehkan," tegas Christine Stanislaw, MS, CGC dari Winship Cancer Institute, Emory University.

Pasalnya, dari hasil studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal The Prostate menunjukkan saudara sepupu atau adik dari kakek/nenek yang terkena kanker juga bisa jadi indikator adanya risiko penyakit yang sama, meskipun hanya pada jenis kanker tertentu.

"Jadi segera cek riwayat kanker keluarga besar Anda. Jangan hanya terpaku pada kanker yang kerap menyerang wanita seperti ovarium atau payudara, karena mutasi gen penyebab kedua kanker itu juga memicu risiko kanker prostat dan pankreas pada pria," paparnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pegangan, setidaknya Anda harus tahu dulu beberapa jenis kanker yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi, seperti halnya dikutip dari Men's Health, Kamis (9/4/2015) berikut ini.

1. Kanker usus besar

Risiko seseorang terkena kanker kolorektal atau usus besar bisa mencapai 50 persen bila keluarganya mengidap penyakit ini. Bahkan sebuah studi yang dilakukan di tahun 2013 menemukan, risikonya bisa naik hingga empat kali lipat jika anggota keluarga tersebut didiagnosis kanker saat usianya di bawah 50 tahun.

"Gejalanya antara lain anus berdarah, kebiasaan buang air yang tak biasa, dan kram," ungkap Stanislaw. Untuk pencegahan, lakukan screening sedini mungkin, kemudian olahraga teratur, tidak merokok, menjaga berat badan dan menghilangkan polip yang ditemukan di usus secepatnya.

2. Kanker kulit

Satu dari 10 orang dengan melanoma memiliki riwayat keluarga dengan kanker kulit mematikan ini. Peneliti dari Stanford University bahkan mengemukakan risikonya bisa naik tiga kali lipat jika orang tua mengidap melanoma, dan 6 kali lipat jika kakak atau adik didiagnosis mengalami penyakit yang sama.

"Cek kesehatan kulit Anda secara rutin, karena dokter dapat mengetahui adanya tahi lalat atau tanda lain yang mencurigakan. Sementara itu, gunakan tabir surya tiap kali keluar rumah dan jauhi tanning bed," saran Lindor.

Gejalanya terangkum dalam rumus ABCDE: Bentuknya tidak simetris (Asymetrical), memiliki pinggiran yang tak beraturan atau bergerigi (Border), mempunyai beberapa warna seperti coklat kemerahan atau merah muda (Color), berdiameter lebih dari 6 milimeter (Diameter), atau mengalami perubahan bentuk, ukuran atau warna (Evolve).

3. Kanker prostat

Sebanyak 5-10 persen penderita kanker prostat mempunyai keluarga dengan diagnosis yang sama. Bahkan menurut National Cancer Institute, risiko ini akan naik menjadi tiga kali lipat jika saudara laki-laki Anda mengidap kanker prostat, apalagi bila lebih dari satu orang.

Gejalanya seperti adanya darah pada urine, disfungsi ereksi, atau nyeri di pinggul, punggung atau dada. Sayangnya gejala ini baru muncul setelah kanker sudah memasuki stadium pertengahan. Bila risiko genetik ini telah diketahui, lakukan screening, konsumsi banyak buah dan sayur, terutama tomat, olahraga teratur dan mencegah penambahan berat badan akan mengurangi risikonya.

4. Kanker pankreas

American Cancer Society (ACS) menyingkap fakta bahwa 10 persen kasus kanker pankreas ada kaitannya dengan perubahan DNA yang diturunkan dari generasi ke generasi. Studi lain yang dipublikasikan International Journal of Cancer menambahkan, risikonya akan bertambah sebanyak 76 persen bila orang tua atau saudara kandung mengidap kanker pankreas.

"Lakukan tes genetik untuk memastikan risiko kanker Anda. Sekali lagi, kombinasikan juga dengan menjaga berat badan dan tidak merokok, sebab rokok menyebabkan 30 persen kanker pankreas," ungkap Lindor.

Gejala kanker pankreas antara lain bola mata dan kulit menguning, urine menghitam, berat badan menurun, serta gangguan pencernaan. Namun sama halnya dengan kanker prostat, gejala-gejala ini tidak ditemukan di stadium awal.
Halaman 2 dari 5
Risiko seseorang terkena kanker kolorektal atau usus besar bisa mencapai 50 persen bila keluarganya mengidap penyakit ini. Bahkan sebuah studi yang dilakukan di tahun 2013 menemukan, risikonya bisa naik hingga empat kali lipat jika anggota keluarga tersebut didiagnosis kanker saat usianya di bawah 50 tahun.

"Gejalanya antara lain anus berdarah, kebiasaan buang air yang tak biasa, dan kram," ungkap Stanislaw. Untuk pencegahan, lakukan screening sedini mungkin, kemudian olahraga teratur, tidak merokok, menjaga berat badan dan menghilangkan polip yang ditemukan di usus secepatnya.

Satu dari 10 orang dengan melanoma memiliki riwayat keluarga dengan kanker kulit mematikan ini. Peneliti dari Stanford University bahkan mengemukakan risikonya bisa naik tiga kali lipat jika orang tua mengidap melanoma, dan 6 kali lipat jika kakak atau adik didiagnosis mengalami penyakit yang sama.

"Cek kesehatan kulit Anda secara rutin, karena dokter dapat mengetahui adanya tahi lalat atau tanda lain yang mencurigakan. Sementara itu, gunakan tabir surya tiap kali keluar rumah dan jauhi tanning bed," saran Lindor.

Gejalanya terangkum dalam rumus ABCDE: Bentuknya tidak simetris (Asymetrical), memiliki pinggiran yang tak beraturan atau bergerigi (Border), mempunyai beberapa warna seperti coklat kemerahan atau merah muda (Color), berdiameter lebih dari 6 milimeter (Diameter), atau mengalami perubahan bentuk, ukuran atau warna (Evolve).

Sebanyak 5-10 persen penderita kanker prostat mempunyai keluarga dengan diagnosis yang sama. Bahkan menurut National Cancer Institute, risiko ini akan naik menjadi tiga kali lipat jika saudara laki-laki Anda mengidap kanker prostat, apalagi bila lebih dari satu orang.

Gejalanya seperti adanya darah pada urine, disfungsi ereksi, atau nyeri di pinggul, punggung atau dada. Sayangnya gejala ini baru muncul setelah kanker sudah memasuki stadium pertengahan. Bila risiko genetik ini telah diketahui, lakukan screening, konsumsi banyak buah dan sayur, terutama tomat, olahraga teratur dan mencegah penambahan berat badan akan mengurangi risikonya.

American Cancer Society (ACS) menyingkap fakta bahwa 10 persen kasus kanker pankreas ada kaitannya dengan perubahan DNA yang diturunkan dari generasi ke generasi. Studi lain yang dipublikasikan International Journal of Cancer menambahkan, risikonya akan bertambah sebanyak 76 persen bila orang tua atau saudara kandung mengidap kanker pankreas.

"Lakukan tes genetik untuk memastikan risiko kanker Anda. Sekali lagi, kombinasikan juga dengan menjaga berat badan dan tidak merokok, sebab rokok menyebabkan 30 persen kanker pankreas," ungkap Lindor.

Gejala kanker pankreas antara lain bola mata dan kulit menguning, urine menghitam, berat badan menurun, serta gangguan pencernaan. Namun sama halnya dengan kanker prostat, gejala-gejala ini tidak ditemukan di stadium awal.

(lil/up)

Berita Terkait