Unik, Mbok Jamu yang Sarjana Ini Gunakan Batok Kelapa Sebagai Gelas

Unik, Mbok Jamu yang Sarjana Ini Gunakan Batok Kelapa Sebagai Gelas

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 10 Apr 2015 14:07 WIB
Unik, Mbok Jamu yang Sarjana Ini Gunakan Batok Kelapa Sebagai Gelas
Sutri meracik jamu di batok (Foto: Lila/detikHealth)
Bantul, Yogyakarta - Mengantungi ijazah sarjana hanya dalam waktu kuliah 3,5 tahun tidak serta merta membuat Sutriyani cepat mendapat pekerjaan yang diinginkan. Alhasil dia pun memilih menjadi mbok jamu, pekerjaan yang sebelumnya digeluti ibunda Sutri. Uniknya, mbok jamu ini menggunakan batok kelapa sebagai gelas jamu lho.

Ya, tidak ada dentingan gelas saat Sutri melaju dengan sepeda motornya saat menjajakan jamu. Saat ada orang yang membeli jamunya, dengan sigap Sutri menuang jamu ke dalam batok alias tempurung kelapa.  Kunyit putih, uyup-uyup, kunyit asam, pahitan, temulawak, beras kencur, jamu 'kesel' hingga bratawali siap disajikan dalam gelas tradisional itu.

Dengan menggunakan gelas batok, kesan tradisional dan original semakin melekat pada jamu yang dijualnya. "Ya memang khas Jogja kalau minum jamu pake batok. Batok saya ya bikin sendiri tapi kalo beli juga ada. Katanya yang beli (bikin jamunya terasa) lebih enak," kata Sutri dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (10/4/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sutri sebenarnya bukan satu-satunya penjual jamu yang menggunakan batok sebagai gelas. Ada beberapa penjual jamu lainnya yang menggunakan batok. Meski memang, saat ini lebih banyak penjual jamu yang menggunakan gelas kaca.

Dengan latar belakang sebagai alumni SMKN 1 Sewon jurusan Tata Boga, Sutri pun membuat inovasi untuk jamu buatannya. "Saya pakai madu, ibu dulu nggak pakai. Trus saya juga bawa telur, itu yang ternyata dicari banyak orang. Bapak-bapak kebanyakan yang suka, buat jamu 'kesel' (penghilang capek)," imbuhnya.

Baca juga: Tak Sembarangan, Mbok Jamu yang Satu Ini Seorang Sarjana Lho

Sehari-hari, Sutri dan ibunya membuat jamu yang kemudian dimasukkan ke dalam belasan botol. "Tinggal permintaan pembeli gimana, biasanya mereka bilang keluhannya apa dulu, trus saya kasih masukan. Untuk rasanya mereka bisa pilih mau yang manis atau pahit sekalian, saya bisa buatkan," tutur Sutri.

Bungsu dari dua bersaudara itu juga menjamin semua produk jamunya dibuat sendiri menggunakan bahan-bahan alami, tanpa pengawet maupun pemanis buatan. Sang ibu, Tukilah menambahkan, bahan dibeli langsung dalam jumlah besar dari Pasar Imogiri dan Pasar Beringharjo tiap seminggu sekali.

"Habis adzan subuh itu kami buatnya. Kalau sudah jadi, baru berangkat. Dan dalam sehari kami membuat 12-an botol untuk sekali jalan. Untuk sorenya, nanti kami racik lagi. Itu diusahakan habis hari itu juga," timpal Tukilah.

Kenapa bayi baru lahir selalu ingin tidur? Yuk cek fakta dan penjelasannya di sini

(Rahma Lillahi Sativa/Nurvita Indarini)

Berita Terkait