Dikatakan dr Utami Roesli SpA, IBCLC, FABM dari RS St Carolus, pada dasarnya proses menyusui melibatkan tiga orang faktor yaitu ibu, ayah, dan anak. Perempuan yang akrab disapa dr Tami ini mengatakan anak boleh saja disapih kalau salah satu dari tiga pihak tersebut keberatan, dan pastinya jika pihak ibu dan anak pun sudah siap.
"Rata-rata saat ini anak bisa disapih di usia 4 tahun 2 bulan. Kalau anak sudah siap, tidur tidak perlu lagi didekap ibunya nggak apa-apa disapih. Sebab, anak saat tidur bersama ibu dan dia jadi menyusu, sebetulanya anak mencari tempat yang aman karena kan dia dekat dengan dada ibu," tutur dr Tami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saat Menyapih Anak, Jangan Kaget Jika Menghadapi Masalah Ini
Peran ayah, ucap dr Tami, misalnya saja jika anak belajar tidak menyusu tetapi ia harus tetap didekap saat akan tidur. Karena didekap ibu bisa membuat anak menyusu lagi, maka peran mendekap atau mengeloni anak sebelum tidur bisa dilakukan ayah. Meski begitu, jika ibu ingin memeluk sang anak ketika tidur tetap bisa dilakukan.
Rasa aman yang cenderung dicari anak terutama ketika tidur juga membuka kemungkinan anak hanya sekadar memainkan puting ibu alias mentil. Menurut dr Tami, anak yang mentil lebih bertujuan untuk mendapat kedekatan dengan ibunya dan untuk memastikan saat dia tidur ada sang bunda di sampingnya.
"Disarankan coba melakukan biologic nurturing, jadi kita tahu anak menyusu ini cuma karena pengen dekat atau memang mau menyusu. Caranya, ibu telentang dan posisi seperti menyusui ketika IMD tapi jangan dekatkan payudara ke anak. Kalau anak nggak menyusu, pada dasarnya dia pengen dekat saja," kata dr Tami.
Untuk menyapih anak, Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar memiliki trik tersendiri yaitu memberi anak reward dengan menuliskan bintang di kalender di hari anak tidak menyusu. Kemudian, saat tidur ayah lebih berperan saat mengeloni anak.
"Diberi omongan bahwa anak sudah besar gantian dengan adik juga bisa. Saya sarankan coba kurangi menyusui di siang hari dulu baru di malam hari. Perlahan, juga kurangi frekuensi memerah supaya produksi ASI berkurang," kata Nia.
Baca juga: Hamil Lagi Padahal Sedang Menyusui, Haruskah Setop Beri ASI untuk si Kecil?
(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































