"Kalau nggak dapat informasi, atau mendapat kekeliruan informasi, oke. Tapi juga harus cepet-cepet dibenahi karena menyangkut kesehatan anak," kata perempuan yang akrab disapa Tika ini, ditemui usai diskusi Pekan Imunisasi Dunia di RS Cipto Mangunkusumo, Kamis (23/4/2015).
Menurut Tika, vaksin untuk anak tidak ubahnya seperti investasi. Dengan memberikan vaksin, orang tua telah memberikan jaminan untuk masa depan dalam bentuk langkah preventif atau pencegahan penyakit. Jaminan sehat ini dibutuhkan untuk tumbuh kembang yang optimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagaimana menjadi manusia yang cerdas, mandiri dan sukses di masa depan kalau tidak terjamin kesehatannya? Gampang kena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi," lanjut Tika.
Mantan Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K) menyebut ada beberapa golongan antivaksin yang ada di Indonesia. Di antaranya golongan masyarakat yang kurang informasi, golongan pedagang produk pengobatan alternatif, dan penganut ideologi tertentu.
"Apalagi yang tidak mau tahu, itu patut dikasihani. Dan harus dibantu, jangan cuma didiemin," tandas Tika.
Baca juga: Video: Australia Wacanakan Potong Gaji Bagi Ortu yang Anti Vaksin (AN Uyung Pramudiarja/Nurvita Indarini)











































