Ilmuwan dari Sun Yat-Sen University dilaporkan jurnal Protein & Cell melakukan rekayasa genetik pada embrio manusia dengan kondisi talasemia, sebuah penyakit bawaan yang disebabkan oleh kecacatan genetik.
Sebanyak 86 embrio yang telah diciptakan untuk bayi tabung oleh ilmuwan di Guangzhou deoxyribose-nucleic acid (DNA)-nya dipotong, diganti, atau dimodifikasi. Bila dibiarkan embrio-embrio tersebut akan dibuang sehingga lewat rekayasa genetik mereka berusaha menghilangkan gen yang bermasalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya ketika embrio masuk ke tahap selanjutnya berbagai masalah pun muncul. Salah satu peneliti, Junjiu Huang, mengatakan embrio banyak yang tak bisa berkembang dan banyak mengalami mutasi.
"Jika ini ingin diterapkan maka hasilnya harus mendekati 100 persen. Oleh karena itu kami berhenti, kami pikir teknologi ini masih terlalu muda," kata Huang seperti dikutip dari jurnal Nature pada Jumat (24/4/2015).
Huang mengatakan setidaknya dua jurnal internasional menolak laporan penelitiannya karena dinilai tak etis.
Ahli sel punca dari Harvard University George Daley berkomentar bahwa kegagalan penelitian merupakan sebuah peringatan untuk ilmuwan lain. Memodifikasi DNA manusia adalah isu yang sangat sensitif karena efeknya akan diturunkan dan terus ada.
"Studi mereka harus jadi peringatan keras bagi ilmuwan lain yang berpikir teknologi kita siap untuk menghilangkan penyakit genetik," tutup Daley.
Baca juga: Suntikan Virus Rekayasa Dapat Membunuh Sel Kanker (Firdaus Anwar/Nurvita Indarini)











































