Pria yang kini berusia 28 tahun itu tumbuh di desa kecil di pedalaman Paraiba, Brazil bagian utara. "Sedari bayi, sepatunya tak pernah muat, dan saya harus membelikan yang lebih besar dan lebih besar lagi. Saya kira ada yang salah dengannya tapi dokter bilang ia hanyalah bayi yang besar, dan nanti ia akan berhenti tumbuh dengan sendiri," kisah sang ibu, Ivanilde Fernandes da Silva (45).
Namun kenyataan berkata lain. Tinggi Joelison terus bertambah, bahkan melebihi teman-temannya. Dan hal ini menjadikannya obyek bullying di sekolah. Tak tahan, ia pun memutuskan keluar dari sekolah. Di satu sisi sang ibu kecewa dan khawatir dengan masa depan putranya, di sisi lain ia tak tahu mengapa Joelison terus bertambah tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kelainan Kromosom, Remaja Ini Bisa Jadi 'Raksasa' di Dunia Nyata
Dokter kemudian menemukan sebuah tumor jinak di kelenjar pituitari yang ada di otak Joelison. Tumor inilah yang ternyata mendorong tubuh Joelison untuk memproduksi hormon pertumbuhan dalam jumlah yang tak terkendali.
Meski awalnya Joelison menolak untuk dioperasi karena harus menghabiskan waktu tiga bulan lamanya di rumah sakit, keluarga akhirnya berhasil meyakinkan pria ini untuk melakukannya. Operasi ini pun berhasil dilaksanakan di tahun 2007, dengan bedah laser yang tidak invasif.
Berkat prosedur tersebut, pertumbuhan Joelison melambat dan kini tingginya tinggal sekitar 233 cm. Ia pun dinobatkan sebagai pria tertinggi di Brazil.
Setidaknya perlahan kepercayaan dirinya tumbuh. Ia mulai berani tampil di depan publik, termasuk berbicara di acara televisi. Dan yang paling penting sebagai selebriti lokal, ia mulai dikelilingi banyak pengagum, salah satunya Evem Medeiros.
Joelison bertemu Evem lewat dunia maya, diawali dengan ucapan selamat hari lahir dari wanita berusia 21 tahun itu kepada Joelison di Facebook. Gayung bersambut, Joelison dan Evem bertukar nomor telepon dan mulai menjalani hubungan serius dua bulan kemudian.
Padahal Evem bukanlah wanita setinggi dirinya. Ia memiliki tinggi rata-rata, yakni 152 cm, namun Medeiros sanggup menarik perhatian Joelison. "Ketika saya melihatnya untuk pertama kali, saya kira itu adalah cinta pada pandangan pertama. Matanya begitu indah dan ia sangat perhatian," ungkap Joelison seperti dikutip dari Huffington Post, Senin (27/4/2015).
Setahun kemudian mereka mengucap janji sehidup semati dan kini mereka tengah berupaya mendapatkan keturunan. Uniknya, orang-orang yang melihat pasangan ini selalu menanyakan hal yang terlalu bersifat pribadi bagi Joelison, terutama soal kehidupan intim mereka.
"Mereka membayangkan betapa besarnya anggota tubuh saya yang satu itu. Tapi saya yakinkan bahwa kehidupan cinta kami normal-normal saja dan kami saling beradaptasi," tuturnya sembari tertawa.
Tiap bulannya, Joelison masih harus mendapatkan suntikan khusus untuk mengendalikan kondisinya, termasuk mengonsumsi empat jenis obat sekaligus. Seiring dengan pertambahan usianya, Joelison juga dipastikan akan membutuhkan perawatan ekstra, dan Evem maupun sang ibu akan selalu ada untuknya.
Baca juga: 6 Raksasa di Dunia Nyata, Tubuhnya Terus Tumbuh karena Penyakit Langka (Rahma Lilahi Sativa/AN Uyung Pramudiarja)











































