Kotoran Telinga Jadi Tolok Ukur Kesehatan, Dokter THT Ini Tak Sepakat

Kotoran di Rongga Telinga

Kotoran Telinga Jadi Tolok Ukur Kesehatan, Dokter THT Ini Tak Sepakat

Andara Nila Kresna - detikHealth
Rabu, 06 Mei 2015 17:07 WIB
Kotoran Telinga Jadi Tolok Ukur Kesehatan, Dokter THT Ini Tak Sepakat
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kotoran telinga tak ubahnya kotoran hidung, keringat atau feses, yakni limbah atau hasil sisa-sisa metabolisme tubuh manusia yang (dikira) tak ada gunanya. Akan tetapi sebagian pakar di Barat beranggapan kotoran telinga dapat dijadikan indikator kesehatan seseorang, terutama dilihat dari tekstur dan aromanya.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia menemukan bahwa gen yang terkait dengan kecenderungan seseorang untuk memiliki bau ketiak, yakni gen ABCC11 nyatanya juga berpengaruh terhadap warna serta tekstur kotoran telinga mereka.

Dan setelah digali lebih mendalam, varian gen tersebut ternyata memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun bagaimana pendapat dokter spesialis THT (telinga-hidung-tenggorokan) tentang hal ini?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak ada hubungannya getah telinga dan kotorannya dengan risiko kanker payudara," tandas dr Darnila Fachruddin, SpTHT-KL, kepada detikHealth saat ditemui di kediamannya di Jalan Potlot II/10 Duren Tiga, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Rabu (6/5/2015).

Baca juga: 'Terdorong' Cotton Bud, Kotoran Telinga yang Kering Bisa Picu Budek

Lebih jauh, dokter yang berpraktik di RS THT Bedah Prof Nizar itu menjelaskan kondisi getah telinga atau yang sering dianggap sebagai kotoran itu sebenarnya tidak dapat dijadikan indikator adanya gangguan kesehatan tertentu. "Kecuali jika pasien mengalami luka di telinga dan tak kunjung sembuh, ada kemungkinan si pasien memiliki diabetes," lanjutnya.

dr Darnila juga tidak sependapat dengan pernyataan bahwa bau getah telinga bisa menjadi tolok ukur kesehatan. Sebab aroma kurang sedap dari dalam telinga bukan disebabkan oleh kotoran itu sendiri, melainkan karena berbagai faktor.

Faktor yang dimaksud antara lain, infeksi karena rongga telinga terkorek lalu lecet; kemasukan air dan air tersebut terperangkap di dalam telinga dalam waktu lama; dan telinga bagian tengah tertutup congek atau kotoran telinga yang menumpuk. "Apabila kondisi tulang sudah rapuh, baunya akan semakin tidak enak," imbuhnya.

Lantas bagaimana dengan metode memanaskan sampel getah telinga untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang? Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyatakan metode tersebut keliru. "Kalau kita mau mengidentifikasi getah telinga, tinggal masukkan kapas ke dalam telinga sehingga ada getah yang menempel pada kapas," terangnya.

Dari situ dapat diketahui apakah getah telinga seseorang mengandung kotoran seperti debu atau bahkan serangga di dalamnya atau tidak.

Baca juga: Jangan Asal Dikorek, Ini Metode Paling Aman Bersihkan Kotoran Kuping

(lll/vit)
Kotoran di Rongga Telinga
13 Konten
Menjaga kebersihan telinga sangat perlu diperhatikan. Apabila dibiarkan, maka akan mengganggu indra pendengaran Anda. Yuk simak tipsnya.

Berita Terkait