Peneliti dari Carnegie Mellon University mengatakan ketika pasangan dengan kehidupan seks yang baik merasa lebih bahagia, ini tidak semata-mata berkaitan dengan frekuensi mereka berhubungan intim. Untuk itu, tim peneliti mengamati kehidupan seksual 128 pasutri yang dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok diminta untuk menambah frekuensi bercinta mereka menjadi dua kali lipat dalam seminggu. Sementara, kelompok lainnya diminta untuk sedikit mengurangi frekuensi bercinta dari biasanya. Kemudian, pasutri diminta mengisi kuisioner online selama tiga bulan untuk mengukur level kebahagiaan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Berapa Sih Frekuensi Bercinta yang Normal dalam Seminggu?
Dikutip dari Mirror, Senin (11/5/2015), Lowenstein mengatakan pasangan tidak bahagia meski frekuensi bercintanya bertambah karena hal itu tidak terjadi secara alami dan lebih mengarah pada sebuah keharusan. Meskipun, peneliti tak menampik bertambahnya frekuensi bercinta bisa membuat kehidupan seks pasutri lebih baik.
"Kami menekankan bahwa kualitas akan lebih baik daripada kuantitas. Jika Anda bercinta hanya berorientasi pada seberapa sering tanpa peduli bagaimana kualitas hubungan intim, itu sama saja bohong. Maka, kami mengimbau agar pasutri bisa lebih mementingkan bagaimana hubungan intim yang bisa membuat mereka bahagia dan puas," kata peneliti lain Tamar Krishnamurti.
Sehingga, Krishnamurti mengingatkan meskipun pasutri jarang bercinta tetapi sekali melakukannya bisa membuat suami atau istri puas dan bahagia, hal itu akan lebih baik ketimbang pasutri sering bercinta tanpa mempedulikan kepuasan yang dirasakan masing-masing pihak.
Baca juga: Kualitas Bercinta Tergantung dari 13 Faktor Ini
(rdn/up)











































