Agung (30) bercerita pada tahun 2007 ia sulit mengendalikan emosi. Gejala psikologis seperti mudah marah, menarik diri, dan sulit berkomunikasi membuatnya harus cuti berkuliah selama dua tahun.
"Saya suka ngomong sendiri, ada halusinasi pendengaran, kurang percaya diri, suka menyendiri," aku Agung ketika ditemui pada acara rehabilitasi rekreasi di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta, pada Senin (11/5/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2014 ia pun melakukan rawat jalan di RSJ Soeharto dan mengikuti program rehabilitasinya selama satu tahun. Ia dan pasien lainnya dilatih untuk disiplin dan mengikuti kegiatan khusus baik di RSJ mau pun di rumah seperti dikatakan oleh Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik Psikiatrik RSJ Soeharto Heerdjan drg Suyatmi, MM.
Stigma negatif pengidap penyakit jiwa di masyarakat membuat Agung tambah sulit untuk menuntaskan kuliahnya. Ia pun sulit untuk mandiri sampai akhirnya dibantu oleh pihak RS.
Lewat perusahaan penyedia jasa PT Bintang Putra Alexander, Agung pun akhirnya bisa bekerja sebagai cleaning service di RSJ tempatnya direhabilitasi Sejak April 2015 lalu. Banyak pasien RSJ sulit bekerja sehingga hal ini membuat sang ibu, Udi Haryati (62) bangga dan bahagia.
Baca juga: Warga Rentan Stres, Menkes Tekankan Perlunya Klinik Psikologi di Puskesmas
"Baru Agung yang ngasih ibu amplop uang gajinya. Kakak-kakaknya yang enggak sakit mungkin karena udah punya kesibukan masing-masing belum pernah ngasih," ujar Udi ketika ditemui pada acara yang sama.
Saat ini Agung yang berdomisili di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat sudah tak lagi mengikuti program rehabilitasi. Ia juga dilaporkan telah menyelesaikan kuliahnya yang sempat terhenti dan menjadi sarjana ilmu pendidikan agama Islam.
(fds/vit)











































