Penelitian yang dilakukan oleh Dr Moul Dey, seorang profesor di South Dakota State University Department of Health and Nutritional Sciences bertujuan mengetahui kandungan baik apa saja yang ada pada sayuran. Dr Dey dan tim penelitinya menemukan bahwa senyawa dan enzim pada sayuran akan berubah menjadi phenethyl isothiocyanate (PEITC) di dalam tubuh manusia. Beberapa sayuran berdaun yang mengandung senyawa baik ini adalah brokoli, kubis dan kubis Brussel.
Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan sel-sel kanker serviks pada manusia dengan PEITC dalam cawan petri. Hasilnya, 75 persen dari sel-sel kanker tersebut dinyatakan mati dalam kurun waktu 24 jam. Bahkan, para peneliti menemukan jumlah PEITC dalam kadar rendah pun dapat menghancurkan sel-sel induk kanker. Mereka menguji beberapa tikus dengan kanker paru-paru lalu diberi PEITC. Ternyata, kondisi tikus percobaan lebih baik dari sebelumnya.
Baca juga : Kecanduan Tanning Sejak Usia 15 Tahun, Wanita Ini Kena Kanker Kulit
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut perwakilan dari Stanford Medicine Ludwig Center, penting sekali untuk membuang sel-sel induk kanker karena induk kanker tetap memiliki risiko tumbuh kembali bahkan setelah kemoterapi. Kanker mungkin bisa hilang, namun sel induk kanker sangat sulit dihilangkan. Induk kanker yang masih hidup dapat membuka potensi untuk menyebarnya kanker di tempat lain. Sel-sel induk kanker mirip dengan rumput liar di taman, jika tidak dibersihkan hingga akarnya maka akan tumbuh lagi.
"Sel-sel ini sangat kecil dan sulit untuk di deteksi pada kanker. Seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami," tambah Dr Dey. Studi ini berpendapat bahwa pencegahan kanker bisa dimulai dengan hanya membiasakan diri melakukan pola hidup sehat dan diet sayuran.
Dalam studi ini, para peneliti menggunakan sekitar 5 sampai 15 micromolars dari PEITC untuk mencoba mengobati sel induk kanker. Nah, jumlah PEITC tersebut dikatakan Dr Dey bisa didapatkan dengan memperbanyak konsumsi sayuran hijau.
Baca juga : Alami Infeksi Usai Terpeleset, Victoria Harus Kehilangan Kedua Kakinya
(rdn/vit)











































