Cegah Kanker Kulit dengan Rutin Konsumsi Vitamin B3

Cegah Kanker Kulit dengan Rutin Konsumsi Vitamin B3

- detikHealth
Jumat, 15 Mei 2015 14:04 WIB
Cegah Kanker Kulit dengan Rutin Konsumsi Vitamin B3
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Konsumsi vitamin B3 memang dikatakan dapat menjaga kesehatan kulit, membuat rambut dan kulit kepala tetap sehat serta tak berketombe. Namun ternyata konsumsi vitamin B3 secara rutin diketahui memiliki manfaat yang lebih besar, yakni mencegah terserang kanker kulit.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti dari University of Sydney menemukan bahwa nicotinamide, salah satu bentuk dari vitamin B3, dapat mengurangi 23 persen kanker kulit non-melanoma. Penemuan ini ditengarai dapat menjadi solusi bagi orang dengan warna kulit yang cerah, yang merupakan salah satu faktor risiko kanker kulit.

"Nicotinamide merupakan salah satu bentuk lain dari vitamin B3 selain Niacin. Harganya lebih murah dan tak memiliki efek samping seperti pusing dan tekanan darah rendah jika terlalu banyak dikonsumsi," tutur Prof Diona Damian, pakar dermatologi dari University of Sydney, dikutip dari Reuters, Jumat (15/5/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kecanduan Tanning Sejak Usia 15 Tahun, Wanita Ini Kena Kanker Kulit

Radiasi sinar ultraviolet dari matahari merupakan penyebab utama kanker kulit non-melanoma. Radiasi ini menyebabkan kerusakan pada sel DNA sekaligus mengurangi kemampuan sistem imun kulit untuk membasmi sel-sel kulit yang abnormal.

Penelitian Prof Damian sendiri dilakukan kepada 386 pasien yang pernah terserang kanker kulit. Satu kelompok diberikan pil vitamin B3 dengan dosis 2 kali per hari, sementara kelompok lainnya tidak diberikan apa-apa.

Hasilnya ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi vitamin B3, dalam hal ini nicotinamide, memiliki penurunan risiko terserang lagi kanker kulit sebanyak 23 persen. Hanya saja, Damian mengatakan manfaat ini hanya diterima oleh orang yang memiliki faktor risiko tinggi, salah satunya adalah berkulit cerah.

"Kami tidak menganjurkan ini untuk populasi umum, penelitian kami hanya dilakukan pada pasien dengan kulit cerah yang memiliki risiko tinggi. Kulit juga tetap membutuhkan tabir surya dan pemeriksaan rutin, terutama bagi orang-orang dengan risiko tinggi," urainya lagi.

Peneitian ini dipublikasikan di Journal of American Society of Clinical Oncology.

Baca juga: Keranjingan Pakai Sunbed, Wajah Gadis Ini Seperti Alami Luka Bakar

(mrs/up)

Berita Terkait