Menanggapi hal ini, dr Roslan Yusni Al Imam Hasan SpBS dari RS Bethsaida Serpong menuturkan bahwa hal tersebut tidak benar karena tidak memiliki dasar ilmiah. Pria yang akrab disapa dr Ryu ini juga menekankan bahwa dominasi otak sebetulnya hanya mitos.
"Jika seseorang punya bakat dari lahir ya tandanya itu adalah sebuah hadiah dari Tuhan yang harus dipertahankan atau diasah agar jadi lebih baik," tutur dr Ryu dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Rabu (20/5/2015).
"Kalau kecenderungan iya. Misalnya cenderung bawel, kidal dan pesek. Itu hanyalah variasi dalam kehidupan. Kita tidak bisa menebak-nebak kepribadian orang dari kebiasaannya," lanjut pemiliki akun twitter @ryuhasan ini.
Baca juga: Cukup Tidur, Konektivitas Otak Kanan dan Kiri Lebih Baik?
Ia menekankan tidak ada yang perlu dibeda-bedakan karena otak kanan dan kiri hanya bagian pada otak sehingga tidak memiliki kecenderungan apa-apa. dr Ryu menuturkan studi tahun 2013 terdapat penelitian yang membahas tentang otak kanan dan kiri.
Penelitian ini menganalisa 1.000 sampel otak. Hasil penelitian menunjukkantidak terbukti adanya kecenderungan otak kanan dan kiri. Penelitian tersebut juga dilakukan di Utah dan menggunakan pemeriksaan MRI. Pun ketika dilakukan di Jepang, penelitian menunjukkan hasil yang sama.
Senada dengan dr Ryu, dr Yuda Turana, SpS dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran UNIKA Atmajaya menuturkan memang kerap disebutkan bahwa dominasi otak kanan atau kiri berkaitan dengan sifat dan kemapuan seorang. "Namun sebenarnya dominansi otak terlalu sederhana. Karena baik otak kanan dan kiri saling bersilang fungsi satu sama lain," kata dr Yuda.
Baca juga: Kecerdasan Anak Autis Perlu Disalurkan Sesuai Minat Bakat
(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































