Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSc, Peneliti Perubahan Iklim dan Kesehatan Lingkungan dari Universitas Indonesia mengatakan bahwa masker memang dapat menjadi solusi untuk mengurangi pengaruh buruk polusi udara. Namun harus diperhatikan, tidak semua masker dapat memberikan hasil maksimal.
"Masker yang tipis yang dijual harga Rp 3 ribu - Rp 5 ribu itu kurang bagus. Karena partikel debu sampai 10 mikron saja masih bisa tembus. Yang bagus itu masker yang tebal, yang ada moncongnya sedikit dan berwarna putih," tutur Dr Budi, merujuk pada masker N95 yang biasa digunakan oleh petugas kesehatan, dalam temu media Arfin Legakan Hidung Tersumbat di The Belly Clan, Intiland Tower, Jl Jend Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/2015).
Baca juga: Gara-gara Polusi Udara, Hampir 60 Persen Warga Jakarta Sakit Pernapasan
Menurut Dr Budi, masker yang baik adalah masker yang mampu menyaring partikel debu hingga ukuran paling kecil. Sebabnya, partikel debu dengan ukuran 10 mikron saja bisa menyebabkan batuk ataupun hidung tersumbat. Dan partikel yang lebih kecil lagi, ukuran 2,5 mikron, dapat masuk ke saluran bronchi dal alveoli di paru-paru dan menyebabkan asma.
Penggunaan masker ini pun tak bisa digunakan secara terus menerus. Meski sudah menggunakan masker yang baik, ada baiknya mengganti masker secara berkala, minimal setiap satu minggu sekali.
Namun pemakaian masker bukanlah solusi akhir untuk mengurangi dampak polusi udara. Gas beracun hasil asap pembuangan kendaraan bermotor tetap bisa masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit meskipun sudah mengenaskan masker.
Karena itu solusinya adalah bagaimana caranya agar tidak terjadi lagi polusi udara. Misalnya dengan menggunakan bahan bakar yang asap pembuangannya tidak mengandung gas beracun, atau mengurai kemacetan sehingga masyarakat tak berlama-lama di jalan raya.
"Memang sulit tapi kalau ada kemauan pasti bisa. Diurai satu-satu masalahnya apa. Karena jika didiamkan, 15 hingga 20 tahun ke depan tingkat polusi Jakarta pasti makin parah," ungkapnya.
Baca juga: Tak Cuma Bagi Paru, Ini Bahaya Lain Polusi Terhadap Kesehatan Tubuh
(Muhamad Reza Sulaiman/Nurvita Indarini)











































