Program Pengendalian Tembakau Paling Baik Dilakukan Sejak Sekolah Dasar

Program Pengendalian Tembakau Paling Baik Dilakukan Sejak Sekolah Dasar

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Senin, 01 Jun 2015 13:03 WIB
Program Pengendalian Tembakau Paling Baik Dilakukan Sejak Sekolah Dasar
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Program pengendalian tembakau diklaim lebih baik dilakukan untuk mencegah orang merokok. Untuk itu, pelaksanaan program sebaiknya dilakukan sejak dini melalui kurikulum di Sekolah Dasar.

Fuad Baradja, Aktivis Pengendalian Rokok dari Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) memaparkan dua bahaya orang yang terpapar rokok. Keduanya adalah kerusakan kesehatan dan kerusakan sosial terutama pada anak muda.

"Orang yang merokok di tempat umum akan dilihat oleh orang lain, tidak menutup kemungkinan oleh anak-anak. Hal ini bisa membuat anak cenderung meniru untuk merokok," ujar Fuad saat diwawancarai di kegiatan Kampanye Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Lotte Shopping Avenue, seperti ditulis Senin (1/6/2015).

Baca juga: Cerita Pasien Bupati Kulonprogo, Bisa Hamil Setelah Disuruh Setop Merokok

Di Singapura, Health Promotion Board Singapore menargetkan program edukasi soal tembakau akan masuk ke sekolah-sekolah, dari tingkat dasar hingga atas, pada tahun 2017. Hal ini merupakan tindak lanjut dari program pengendalian tembakau untuk anak-anak muda.

Program ini memiliki tujuan untuk mengedepankan pentingnya untuk tidak merokok bagi anak-anak. Bukan hanya dari sisi kesehatan, namun juga dari segi sosial, ekonomi, hingga psikologis anak-anak dan remaja.

Dari segi kesehatan, merokok meningkatkan risiko terserang penyakit kanker, jantung, stroke, hingga paru-paru. Sementara dari segi sosial-ekonomi, pengeluaran akibat rokok akan lebih besar daripada pemenuhan gizi dan nutrisi.

Di sisi psikologis, anak-anak dan remaja memang lebih rentan merokok karena pengaruh pergaulan, atau yang biasa disebut sebagai peer pressure. Nah, fungsi utama memasukkan program pengendalian tembakau ke sekolah-sekolah adalah untuk mencegah hal ini terjadi.

"Health Promotion Board berencana meningkatkan kesadaran soal kesejahteraan berbasis sekolah. Tujuannya untuk meningkatkan harga diri dan keyakinan anak-anak dan remaja bahwa pengaruh sosial tidak akan membuat mereka menjadi perokok," demkian keterangan yang diperoleh detikHealth.

Alasan penting lainnya mengapa program pengendalian tembakau harus menjangkau anak-anak dan remaja adalah masa depan mereka. Fuad mengatakan bahwa rokok dapat menyebabkan kerusakan sosial. Yang paling parah, orang yang kecanduan narkoba juga biasanya diawali dari kebiasaan merokok.

"Pada dasarnya rokok bisa dikatakan sebagai zat adiktif, karena penggunanya mengalami kecanduan. Biasanya, pencandu rokok akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mencoba narkoba. Misalnya mulai dari mencoba rokok ganja, lalu jenis narkoba lainnya," ujarnya.

Baca juga: Peringati Hari Tanpa Tembakau, Aktivis Kampanyekan Mal Bebas Rokok

(Muhamad Reza Sulaiman/AN Uyung Pramudiarja)

Berita Terkait