Latihan Periksa Prostat, Calon Dokter Amerika Pakai Ini

Latihan Periksa Prostat, Calon Dokter Amerika Pakai Ini

Rahma Lilahi Sativa - detikHealth
Selasa, 02 Jun 2015 14:09 WIB
Latihan Periksa Prostat, Calon Dokter Amerika Pakai Ini
Florida - Ternyata bukan hanya pria saja yang malas memeriksakan prostatnya ke dokter. Bahkan mahasiswa kedokteran di Amerika sendiri kesulitan untuk melakukan pemeriksaan organ intim ini.
 
Sejumlah kampus kedokteran di Amerika selama ini mengaku kesulitan mendapatkan sukarelawan untuk pemeriksaan prostat, apalagi jika yang melakukan pemeriksaan adalah mahasiswa. Pada akhirnya mereka menyewa aktor profesional untuk mengatasi masalah ini.
 
Kendati demikian, menyewa aktor tentu menghabiskan banyak biaya. Untuk itulah Patrick dibuat. Ini adalah sebuah sarana pembelajaran terbaru untuk belajar melakukan pemeriksaan prostat. Aplikasi ini dibuat tim peneliti dari University of Florida, Drexel University dan University of Wisconsin.

Baca juga: Jangan Biasakan Menahan Kencing, Ini Bahayanya Bagi Prostat
 
Patrick berbentuk semacam avatar yang memiliki kepribadian tersendiri, sehingga ketika digunakan para mahasiswa kedokteran untuk belajar melakukan pemeriksaan prostat, ia dapat merespons dengan baik layaknya manusia betulan.

Lagipula Patrick memiliki empat sensor yang dihubungkan dengan software visual yang dapat memberitahukan kepada para mahasiswa tentang apakah pemeriksaan yang mereka lakukan sudah benar atau tidak.

Bahkan agar pelatihan ini menjadi nyata, Patrick juga dilengkapi dengan robot pantat. Jadi mahasiswa tinggal berlatih melakukan pemeriksaan prostat dengan robot tersebut, namun Patrick-lah yang merespons dan memberitahukan apakah pemeriksaan itu sudah benar atau belum. Semisal apakah mereka sudah memberikan tekanan yang memadai atau tidak.

"Patrick juga mengajarkan kita bagaimana caranya berempati, terutama saat melakukan pemeriksaan prostat yang vital tapi sensitif ini," tandas salah satu penciptanya, Dr Benjamin Look kepada Geekosystem dan dikutip Selasa (2/6/2015).
 
Sebab sejak pertama mahasiswa masuk ruangan untuk berlatih, mereka diminta untuk menyapa dan mengajak Patrick berinteraksi layaknya pasien yang sebenarnya. Kemudian mereka akan melontarkan beberapa pernyataan, terkait dengan tingkat kesakitan dan gejala yang dirasakan.

Bagi Dr Lok, tujuan pelatihan ini adalah untuk mendorong agar para mahasiswa ini merasa lebih nyaman dengan situasi tersebut, dan timbal baliknya ikut membantu pasien merasakan kenyamanan yang sama. "Nantinya Patrick akan merasa enggan untuk menerima pemeriksaan prostat, tapi di sini kami melatih agar para mahasiswa ini bisa membuatnya mau melakukannya," imbuhnya.

Di masa depan, Patrick rencananya akan diberi kecerdasan buatan agar (latihan) pemeriksaan yang diberikan terasa lebih riil.
 
Baca juga: Calon Dokter Bisa Latihan Bedah dengan Kadaver Mirip Manusia Hidup Ini

(Rahma Lilahi Sativa/AN Uyung Pramudiarja)

Berita Terkait