5 Mitos Soal Telur Ini Masih Belum Diketahui Banyak Orang

5 Mitos Soal Telur Ini Masih Belum Diketahui Banyak Orang

M Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 03 Jun 2015 16:45 WIB
5 Mitos Soal Telur Ini Masih Belum Diketahui Banyak Orang
Jakarta - Telur merupakan salah satu sumber gizi dan nutrisi yang sangat berguna bagi tubuh. Kaya protein, telur juga mengandung berbagai macam nutrisi lainnya seperti vitamin B12 dan lemak baik.

Sayangnya masih banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi telur karena khawatir kadar kolesterol meningkat, atau takut muncul bisul di tubuh. Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Rabu (3/6/2015), berikut beberapa mitos soal telur yang kini sudah terbantahkan.

1. Doyam Makan Telur Bikin Cepat Gemuk

Telur dituding sebagai salah satu penyebab seseorang mengalami kegemukan. Padahal kebalikannya, pakar menyebut telur justru berguna bagi mereka yang sedang berdiet.

Bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, telur juga memiliki khasiat untuk mengurangi nafsu makan. Para ahli mengatakan menu sarapan yang kaya akan protein seperti daging, kacang-kacangan dan telur dapat meningkatkan kadar dopamin. Dopamin ialah zat kimia pada otak yang mengatur nafsu makan. Sebaliknya ketika seseorang melewatkan waktu sarapannya, biasanya akan mengalami peningkatan nafsu makan.

Tidak hanya itu, sarapan tinggi protein juga mengurangi keinginan untuk makan atau ngemil makanan gurih atau tinggi lemak.

2. Telur Sebabkan Kolesterol Melonjak Cepat

Walaupun telur mengandung kolesterol, tubuh kita memvariasikan jumlah kolesterol itu, sehingga cukup untuk membuatnya berkurang jika kita makan telur. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Surrey, menemukan bahwa setelah diet dengan makan dua telur sehari selama 12 minggu, tidak ada subjek tes yang meningkat kadar kolesterolnya.

Dan selain rendah kalori (75 kalori dalam sebutir telur rebus), telur juga mengandung vitamin D, vitamin B-12 dan nutrisi lainnya.

3. Kebanyakan Makan Telur Bisa Bikin Bisul

Ketua Umum IDI dr Zaenal Abidin, MH, mengatakan telur adalah sumber protein yang mudah diolah dan terjangkau oleh masyarakat. Sayangnya terkadang akibat mitos ada saja orang yang jadi segan memakan telur.

"Ini juga untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa telur itu membuat bisul. Telur selalu dibuat berdosa padahal sebetulnya dosa itu bukan pada telur," ujar dr Zaenal ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Apabila ada orang yang memang terkena bisul ada kemungkinan ia memiliki alergi. Namun dr Zaenal mengatakan makanan yang bisa menyebabkan alergi itu ada banyak sehingga telur tak bisa dipegang penuh sebagai penyebab bisul.

4. Telur Mentah Lebih Sehat dan Bergizi

dr Abrijanto SB, MSi, herbalist yang berpraktik di Icon Clinic, Tangerang, menyebut bahwa memang, telur mengandung albumin dan protein. Namun kedua zat ini dalam kondisi mentah tidak dapat diserap tubuh. Begitu juga dengan telur ayam kampung, yang diklaim lebih sehat.

"Salah kaprah. Tubuh tetap tidak bisa menyerap, jadi dampaknya tidak ada. Kalaupun ada, cuma sugesti. Kalau mentah, begitu masuk lambung langsung lewat begitu saja," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Untuk 'mematangkan' telur, dr Abrijanto mengungkapkan bisa dilakukan dengan menggunakan susu panas. Suhu panas ini dianggapnya bisa membantu mematangkan telur.

"Dari STMJ, yang bikin berstamina itu jahe dan madunya. Untuk telur, yang lebih baik dikonsumsi yang matang. Atau paling tidak setengah matang," pesan dr Abrijanto.

5. Putih Telur Lebih Baik dari Telur Utuh

Mitos terakhir yang perlu diingat adalah mitos bahwa hanya bagian putih telur yang boleh dimakan. Banyak orang percaya bahwa kadar kolesterol telur terlalu tinggi untuk dimasukkan dalam diet, tapi ini tidak benar.

Bahkan, kuning telur adalah sumber kekuatan dan nutrisi. Dengan membuangnya justru akan kehilangan sejumlah vitamin penting. Apalagi kuning telur juga mengandung setengah protein. Selama Anda tidak bermasalah dengan kolesterol, sebenarnya baik-baik saja untuk memasukkan satu atau dua butir telur sebagai bagian dari diet harian.
Halaman 2 dari 6
Telur dituding sebagai salah satu penyebab seseorang mengalami kegemukan. Padahal kebalikannya, pakar menyebut telur justru berguna bagi mereka yang sedang berdiet.

Bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, telur juga memiliki khasiat untuk mengurangi nafsu makan. Para ahli mengatakan menu sarapan yang kaya akan protein seperti daging, kacang-kacangan dan telur dapat meningkatkan kadar dopamin. Dopamin ialah zat kimia pada otak yang mengatur nafsu makan. Sebaliknya ketika seseorang melewatkan waktu sarapannya, biasanya akan mengalami peningkatan nafsu makan.

Tidak hanya itu, sarapan tinggi protein juga mengurangi keinginan untuk makan atau ngemil makanan gurih atau tinggi lemak.

Walaupun telur mengandung kolesterol, tubuh kita memvariasikan jumlah kolesterol itu, sehingga cukup untuk membuatnya berkurang jika kita makan telur. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Surrey, menemukan bahwa setelah diet dengan makan dua telur sehari selama 12 minggu, tidak ada subjek tes yang meningkat kadar kolesterolnya.

Dan selain rendah kalori (75 kalori dalam sebutir telur rebus), telur juga mengandung vitamin D, vitamin B-12 dan nutrisi lainnya.

Ketua Umum IDI dr Zaenal Abidin, MH, mengatakan telur adalah sumber protein yang mudah diolah dan terjangkau oleh masyarakat. Sayangnya terkadang akibat mitos ada saja orang yang jadi segan memakan telur.

"Ini juga untuk mengubah pandangan masyarakat bahwa telur itu membuat bisul. Telur selalu dibuat berdosa padahal sebetulnya dosa itu bukan pada telur," ujar dr Zaenal ketika ditemui beberapa waktu lalu.

Apabila ada orang yang memang terkena bisul ada kemungkinan ia memiliki alergi. Namun dr Zaenal mengatakan makanan yang bisa menyebabkan alergi itu ada banyak sehingga telur tak bisa dipegang penuh sebagai penyebab bisul.

dr Abrijanto SB, MSi, herbalist yang berpraktik di Icon Clinic, Tangerang, menyebut bahwa memang, telur mengandung albumin dan protein. Namun kedua zat ini dalam kondisi mentah tidak dapat diserap tubuh. Begitu juga dengan telur ayam kampung, yang diklaim lebih sehat.

"Salah kaprah. Tubuh tetap tidak bisa menyerap, jadi dampaknya tidak ada. Kalaupun ada, cuma sugesti. Kalau mentah, begitu masuk lambung langsung lewat begitu saja," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Untuk 'mematangkan' telur, dr Abrijanto mengungkapkan bisa dilakukan dengan menggunakan susu panas. Suhu panas ini dianggapnya bisa membantu mematangkan telur.

"Dari STMJ, yang bikin berstamina itu jahe dan madunya. Untuk telur, yang lebih baik dikonsumsi yang matang. Atau paling tidak setengah matang," pesan dr Abrijanto.

Mitos terakhir yang perlu diingat adalah mitos bahwa hanya bagian putih telur yang boleh dimakan. Banyak orang percaya bahwa kadar kolesterol telur terlalu tinggi untuk dimasukkan dalam diet, tapi ini tidak benar.

Bahkan, kuning telur adalah sumber kekuatan dan nutrisi. Dengan membuangnya justru akan kehilangan sejumlah vitamin penting. Apalagi kuning telur juga mengandung setengah protein. Selama Anda tidak bermasalah dengan kolesterol, sebenarnya baik-baik saja untuk memasukkan satu atau dua butir telur sebagai bagian dari diet harian.

(rsm/up)

Berita Terkait